My Sweet Home

Impian yang kita tanamkan itu... Ridho Ilahi... Amin...

Materi siaran Moodis (Muda Mudi Islami) - online streaming program on Radio PPI Dunia (www.radioppidunia.com). On air: Selasa, 12.00 - 15.00 WIB
-------------------------------------------------------------
Mungkin itulah mengapa berpikir sejenak di malam hari lebih baik daripada shalat malam yang kosong..
Karena begitu hebatnya ‘design’ dunia sehingga untuk berpikir saja sulit…
Hingga akhirnya rutinitas menggerogoti keimanan sedikit demi sedikit…
Bermula dari bintik bintik hitam.. kemudian menyatu membentuk garis.. dan dari garis - garis itu ia membentuk bidang… demikianlah hati pun terkorosi… na’udzubillahimindzalik…

Menelurusi jejak panjang di belakang..
Entah berapa banyak slot slot kosong yang berisi kesia – siaan..
Berlomba – lomba manusia berbuat kemungkaran dengan dalih modernisasi, seakan neraka mengenal toleransi..
Banting tulang mencari harta ujung - ujungnya untuk dipamerkan, adakah berpikir bahwa keridhoanNya bisa dibeli dengan harta walaupun harta itu adalah bumi dan seisinya?
Susah payah menuntut ilmu, ahh tapi ternyata hati menginginkan kebanggan di hadapan manusia, gelar, pujian, rekayasa…
Itukah perjuangan yang Allah akan beli dari seorang mukmin?
Dimana pondasi itu… prinsip yang selama ini dielu-elukan.. Fillah.. Fillah… Semuanya karena Allah…
Adakah ia hilang terperosok ke dalam relung hati terdalam.. mengendap sehingga bahkan untuk menggalinya pun harus dipikirkan bagaimana caranya…
Na’dzubillahimindzalik… Astaghfirullahal’adzim.. Astaghfirullah’adzim…

… Mari kita duduk sejenak.. merefresh hati kita… mencari folder bernama hati.. buka lagi file.. “Tujuan Hidup”… Sudahkah menemukannya? Baris – baris ini?

…Innashalati wanusuki wamahyaaya wamamaati lillahirabbil ‘alamin..
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Assalamu’alaikum wr wb.
Alhamdulillah… Yang telah mengaruniakan rasa cinta pada hati hamba- hambaNya…
Apa kabar Sahabat? Apa kabar Iman? ^_^
Begitu banyak urusan yang harus kita pertanggungjawabakan setiap saatnya. Kadang lelah.. kadang semangat.. atau kadang merasa hampa… Lalu apa yang membuat diri masih tetap melangkah? Tetap bangkit? Keharusankah….? Disitulah letak pentingnya sebuah impian.. Impian yang memicu diri untuk mengerahkan seluruh kapasitas yang ada untuk tetap berjuang… Impian yang membuat jiwa ini tahu kemana dia melangkah…

Ahh.. berbicara tentang impian… InsyaAllah bukan hal yang baru bagi Sahabat… Begitu tinggi impian ‘digantungkan’… Begitu besar usaha dipertaruhkan… Hanya satu yang dikhawatirkan… Bahwa impian itu bergeser dari yang seharusnya….

…Innashalati wanusuki wamahyaaya wamamaati lillahirabbil ‘alamin.. Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta Alam…

Namun rutinitas begitu padat membuat hati gersang.. Perlahan – lahan tujuan hidup kita sedikit demi sedikit bergeser ke arah duniawi hingga akhirnya yang dikejar betul betul kepuasan duniawi.. Belajar bukan lagi semata – mata menuntut ilmu karena Allah, tapi untuk kebanggaan, kepuasan batin, sementara nilainya di mata Allah? Na’udzubillahimindzalik Ya Allah…

“Sesungguhnya iman dalam hati salah seorang kamu akan usang dan lusuh seperti mana usang dan lusuhnya pakaian. Oleh itu , mohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman dalam hatimu.(HR. At – Tabarani)

1. Niatkan hidup karena Allah.. jadikan tiap detiknya bermakna…

Masih ingat hadist satu dari Hadist Arba’in? ^_^
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob rodiallohuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rosululloh alaihisolatu wassalam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan...“ (H.R. Bukhori no:01 dan Muslim no:1907)

Subhanallah… begitulah Sahabat, ternyata apapun yang kita lakukan akan dibalas sesuai dengan apa yang kita niatkan. Di satu sisi, sebuah ibadah bisa berjadi bernilai kosong jika dilakukan kepada selain Allah. Semangat penuh mengambil amanah dakwah, eh.. ternyata niatnya nambahin “organization experience” dalam CV… Astaghfirullahal’adzim.. Semoga kita tidak termasuk yang yang seperti itu…
Sebaliknya, di sisi lain, kita sering dengar bahwa “tidurnya para ulama adalah ibadah”. Bukan karena apakah dia ulama atau tidak, tapi karena niat tidurnya yang berbeda. Sama halnya dengan mandi. Mandi karena kewajiban syara’ dan kebiasaan bentuknya sama, yang membedakannya di mata Allah adalah niatnya… apakah niat kita semata – mata karena kebiasaan masyarakat mandi dua kali sehari, atau kita niatkan sebagai ibadah kepada Allah? “Kebersihan sebagian dari iman”? :)

Subhanallah... Sudahkan kita meniatkan segala sesuatunya karena Allah?

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna" (QS. Al-Mu'minun: 1 -3)

Astaghfirullah.. semoga kita tidak termasuk orang yang berbuat sia - sia dengan mengerjakan sesuatu untuk selain Allah..
Semoga Allah meridhoi setiap detik aktivitas kita sebagai wujud usaha kita memperoleh ridhoNya… Amin

2. Niatkan hidup karena Allah.. dan yak.. kita di jalan yang benar.. InsyaAllah…

Begitu banyak umat muslim di dunia.. tapi Islam yang benar – benar Islam rasanya masih tenggelam di lautan buih… Kenapa? Mungkin karena niat hidupnya berbeda? ^_^
Seseorang yang meniatkan hidupnya karena Allah, tentulah akan melakukan segala sesuatu yang akan mendekatkan dirinya untuk memperoleh ridhoNya.. agar bisa menemuiNya… Sementara manusia yang lupa akan penciptaannya di bumi ini, semata –amata akan mengejar keindahan dunia.. dan apapun yang diusahakan akan mengarah kepada keindahan dunia semata…
Begitulah kuatnya pengaruh niat.. karena niat letaknya ada di dalam hati.. tidak diketahui oleh manusia kecuali oleh kita sendiri.. Sementara dialah penggerak segala sesuatu…

“Sesungguhnya pada diri anak Adam terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging ini baik. maka menjadi baik pula seluruh tubuhnya . apabila ia rusak. maka manjadi rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah , sesunggunya segumpal daging itu adalah Hati.” ( HR. Thabrani dan Abu Syaikh dari Anas bin Malik ra.)

Ahh.. begitu halusnya bisikan setan… sebagai contoh.. dalam taraf ini, setan tidak lagi menggoda “Sudah.. tinggalkan dakwah.. untuk apa bersusah payah… lebih baik berhura – hura dengan teman – teman sebaya” .. bukan.. bukan itu lagi godaannya… melainkan ia akan menggoda hati kita “Wah.. hebatnya kamu berdakwah… patutlah kamu berbangga dengan dirimu… lihatlah bagaimana teman – teman memujimu… Ayo Ayo.. semangat lah untuk berbuat kerja dakwah.. agar semua orang semakin mengagung – agungkanmu”

Hati.. itulah yang setan tuju…. Begitu terkena panah riya… maka segala peluh pun menjadi sia - sia.. Na’udzubillahimindzalik.. Na’udzubillahimindzalik.. Na’udzubillahimindzalik Ya Allah…

“.. Allahumma inna na’udzubika min annusyrika bika syai’anna’lamuh.. wa nastaghfiruka limaa laa na’lamuh..”

3. Niatkan hidup karena Allah SWT… dan berjalanlah di atas muka bumi ini dengan ringan…

Begitu banyak amanah… ^_^ serasa tidak ada kata berhenti… Bagus kalau ternyata usaha kita membuahkan hasil… kalau tidak?

Kegagalan akan selalu ada bagi tiap orang, baik kegagalan besar maupun kecil. Namun apa yang akan mengikutinya akan berbeda antara seorang mukmin dengan yang tidak. Bagi orang – orang yang tidak beriman, yang hidupnya bukan untuk Allah, maka jangan heran kalau kemudian kegagalan membuat diri merasa menjadi orang paling merana sedunia (adeeuh bahasanya… ;P). Stress, sedih, guling – guling di kasur sambil meraung – raung… (sampe sebegitunya nggak sih? Hehe.. ;P)

Tapi bagi mukmin… yang dikejar bukanlah hasil (walaupun bukan berarti jadi tidak punya target yaa..^^)
ada sesuatu yang lebih penting dari itu.. yaitu ikhtiar yang dilakukan untuk Allah… tawakkal dan ikhlas yang ditanamkan semata – mata karena Allah… Dan semua itu hanya bisa dicapai jika kita beriman kepada Allah… Subhanallah.. :)

"Sungguh ajaib keadaan seorang mukmin, karena seluruh kondisinya adalah baik baginya. Hal itu hanya berlaku bagi seorang mukmin saja. Apabila ia mendapatkan kesenangan, lalu ia bersyukur, itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila ia tertimpa musibah, lalu ia bersabar, maka itupun menjadi kebaikan baginya." (HR. Muslim No. 2999)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al – Baqarah: 216)

Subhanallah… Dan jadilah… Selama yang dinginkan diniatkan adalah kebaikan.. diusahakan dengan ikhtiar yang baik.. maka tidak ada yang akan didapat kecuali kebaikan lagi.. InsyaAllah.. Allahumma Amin.

4. Letakkan impian tertinggi pada keridhoan Allah SWT… dan melangkahlah dengan pasti tanpa ragu..

Begitu banyaknya pilihan disodorkan oleh dunia. Termasuk dalam tatanan masyarakat dengan berbagai budaya dan kebiasaannya yang tidak pernah berhenti berkembang..
Ya, dunia akan terus berubah.. apakah kitapun harus ikut berubah? Itulah mengapa sangat penting bagi seoarng muslim untuk mempunyai pedoman yang kuat. Agar tetap mampu kokoh berdiri tak hanyut ditenggelamkan arus dunia yang deras…

Rasulullah SAW. bersabda: ‘Janganlah kamu menjadi orang yang tidak punyai sikap. Bila orang melakukan kebaikan maka aku pun melakukannya. Namun bila orang melakukan keburukan maka aku pun ikut melakukannya juga. Akan tetapi jadilah orang yang punya sikap dan keberanian. Jika orang melakukan kebaikan maka aku melakukannya. Namun jika orang melakukan keburukan maka aku tinggalkan sikap buruk mereka’. (HR. Tirmidzi)

Hmm.. jadi teringat dengan kisah seorang Sahabat, Hanzalah bin Abu Amir yang memberi inspirasi bagi generasi di belakangnya dengan pilihan besar yagn beliau ambil menjelang akhir hayatnya. Yak, dialah Hanzalah bin Abu Amir, yang memilih meninggalkan malam pertama demi berjihad di jalan Allah, yang syahidnya dalam keadaan junub, yang jenazahnya dimandikan oleh para malaikat…
Subhanallah… begitu mulianya pilihan itu.. dan Maha Besar Allah yang mengganti semua itu dengan yang jauuuh lebih baik.. Ridho dan surgaNya yang kekal..

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu” (QS. Al – Baqarah: 147)

5. Tanamkan impian tertinggi pada keridhoan Allah SWT… dan itulah.. impian yang kekal.. yang melahirkan motivasi yang tak akan pernah mati…

Memanglah salah satu hikmah dari memiliki impian adalah tumbuhnya motivasi. Namun demikian, ternyata impian saja tidak cukup.. Karena manusia sebenarnya membutuhkan Impian Tertinggi yang kekal... Karena jika tidak kekal akan ada kata berhenti.

Sebagai contoh, orang yang termotivasi mendapatkan A+ akan berbeda dengan orang yang motivasinya belajar karena Allah. Orang yang termotivasi mendapat A+, meski ikhitarnya tidak maksimal, tapi sudah bisa mendapat A+, maka boleh jadi usahanya akan diberhentikan hingga titik itu. Mengapa? Karena impiannya sudah tercapai.

Tapi bagi mukmin yang percaya hari akhir dan menginginkan ridho Allah… Meskipun dia sudah mendapat A+, jika usaha itu belum maksimal, maka dia tidak akan berhenti sampai di sana… karena ia sadar, yang dipertanggungjawabkan nanti bukanlah ‘transkrip nilai’.. melainkan setiap detik waktu yang dia habiskan.. termasuk rezeki dari Allah untuk apa digunakan? Otak cerdas Allah beri untuk apa digunakan?
Astaghfirullahal’adzim… “Impian itu hendaknya kekal.. agar perjuangan lantas tidak terhenti… Ridho Ilahi…”

Berat? Ya, tapi bagi orang – orang yang memiliki impian tertinggi di akhirat, harapan itu tidak pernah putus.. perjuangan tidak berhenti… lagi – lagi.. Fillah.. karena Allah..

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya” (QS. Al – Insyiqaq: 6)

Ahh… hidup di dunia hanya sebentar saja kawan…

“Aku di dunia ini tak ubahnya seperti seorang pengembara yang berteduh di bawah sebatang pohon, kemudian pergi lagi meninggalkannya” (HR. Tirmidzi)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Begitu mudahnya berbicara tentang kehidupan…
Sementara realita masih dipertanyakan..

Fillah.. karena Allah…
Subhanallah.. dijadikannya hidup tanpa beban.. dengan adanya tawakal dan keikhlasan..
Namun di saat yang bersamaan, ia pun amat berat diterapkan…
Fillah… bermakna segala sesuatu karena Allah..
Itu artinya kita siap merelakan segala keindahan fatamorgana dunia yang sementara.. demi oase surga yang hakiki…

Semangat!!!

Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-naziat: 37 – 41)

Subhanallah.. Alhamdulillah.. Astaghfirullahal’adzim…
Innashalati wanusuki wamahyaaya wamamaati lillahirabbil’aalamiin..

Semoga Allah Ridho.. Semoga Allah Mengampuni.. Semoga Allah memberkahi… Allahuma Amin.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan..
Nadia Karina Hakman
Wet and Cold Auckland, 15 April 2010, 22:36

(dari : sahabatku Nadia Karina)
author

a wife, a mom, a blogger, a survivor of ITP & Lupus, a writer, author, a counselor of ITP & Lupus autoimmune, a mompreuneur, a motivator, a lecturer.