My Sweet Home

HIDUPKU DIRANTAU ORANG



HIDUPKU DIRANTAU ORANG
(serial Berbagi kisah di hari ultah)

Selama 10 tahun sudah hidupku habis dirantau orang, jauh dengan tatapan manis keluarga, jauh dengan belaian kasih sayang Ibu dah Ayah. Hari itu serasa hari yang penuh dengan kemelut dalam bingkai perjuangan. Tangaal 15 juli 1999 aku melangkahkan kaki dengan berat, yang seakan terseok berat oleh bayangan bayangan orang yang ku cintai., penuh kesedihan dan cucuran air mata keluarga. Berangkat menimba ilmu mengais ridhoNya ke Pondok Pesantren di Tasikmalaya yang menyimpan sejuta kenangan dan akan selalu ku kenang. Ku mulai memahami setiap coretan-coretan ilmu agama dan secercah siraman rohani yang ku teguk indah kedalam kalbuku. Ya aloh memang nyaman hidup ini bila dekat denganMu. Aku mulai meratapi hidup di belakang keindahan ayat-ayatmu. Sungguh berbahagialah mereka yang merajut cintaNya dibalik kesucian firmanNya dan nasehat rasulNya. Usiaku 12 tahun. Memang usia yang masih cukup cengeng untuk jauh dari belaian kasih sayang orang tua. Namun itu semua adalah suara hatiku dan jeritan tekadku semata demi sesuatu yang ku harapkan kelak bisa membahagiakan orang tuaku dan keluargaku. Hingga 7 tahun berlalu aku merasakan indahnya hidup terarah menuju jalanNYa di penjara suci yang penuh dengan jeruji kesabaran dan dinding ketawakkalan. Namun kali ini lagi-lagi aku harus merasakan perjuangan hidup melangkah dari tempat itu membawa sebuah harapan ke ibukota (Jakarta) hanya untuk sebuah kata-kata " ya Alloh Aku merasa ingin sekali menggali dalam-dalam ilmuMu di negri para anbiya" dan alhamdulillah pada tanggal 15 november 2007 aku berangkat ke Mesir ternyata Allah mendengar doaku. Amin ya Rabb

Setelah 9 tahun aku lalui kehidupan itu, kehidupan yang mengorbankan semua perasaanku, kehidupan yang membuatku harus sabar dan tabah, kehidupan yang penuh dengan duri dan rintangan dan kehidupan yang selalu akan ku kenang sampai akhir hayatku. Kini aku harus memulai dan melalui itu lagi di negri perantauan ini hingga 3 tahun kedepan, itupun jikalau Allah menghendaki karena dialah pemegang segala harapan.

Tapi aku sadar dibalik semua itu ada yang membuatku menjadi kuat dan semangat menjalaninya. Dialah "cita cita". Ya benar!! cita-cita, dialah yang membuatku bertahan. Lebih baik aku menghadapi semua ini semampuku demi kehidupan yang selalu mengharap riidoNya dan kehidupan yang insyaAlah mudah-mudahan bahagia di dunia dan akherat kelak.

Kini 10 tahun sudah aku lalui kehidupan itu. Diusiaku yang ke-21 ini. Aku sadar aku masih merasa rindu, aku masih merasa haus dengan kasih sayang ibuku yang begitu sayang padaku, rasanya tidak ada lagi yang sangat sayang padaku selain Allah, rasulnYa dan ibuku. Rindu dan haus dengan nasehat-nasehat ayahku yang membuatku semakin kuat dan semangat menjalani samudra kehidupan rasanya tiada lagi nasehat yang menyejukkan hati selain nasehat Allah, RasulNya dan ayahku. Rindu dan haus akan kasih sayang dan kenangan-kenangan indah dari orang-orang yang menyayangiku rasanya tiada lagi orang-orang yang mencintaiku selain Allah, RasulNya dan mereka. Namun biarlah semua ku simpan didadaku dalam-dalam hingga suatu saat nanti aku bertemu dengan mereka dihari yang sangat bahagia dan berharga amin ya rabb.

Ya Allah hanya merekalah yang membantuku memaknai kehidupan ini. Yang telah membuatku faham bahwa dibalik semua ini ada rahasiaMu yang aku tidak tahu. Kehadiran mereka pula yang membuatku selalu berfikir bahwa semua ini adalah suratan dariMu dan harus kuhadapi demi sebuah cita-cita yang luhur disiMu.

Kusarikan sebuah lagu untuk kalian orang-orang yang menyayangiku dari musisi yang membuatku termotifasi untuk merenung :

Dikamar ini ingin ku tuliskan sepucuk surat
untukmu orang orang yang menyayangiku
Ingin ku tumpahkan semua luka ini,
Bahwa Betapa pedihnya "hidupku dirantau orang"
10 tahun sudah ku tabahkan hatiku
Hanya cita cita yang membuatku bertahan
Perjalanan ini penuh dengan duri
Semoga kalian mengerti kenyataan ini
Disini, kulabuhkan harapanku
Demi masa depan engkau dan aku
Disini, walau banyak rintangan ku hadapi
Biarlah ku kan tetap tegar melangkah
Semoga kalian selalu tabah menantiku
Doakan lah biarku cepat kembali

Janganlah kalian sesali, janganlah kalian tangisi
Aku pergi untuk kembali lagi
Hapuslan air matamu, hapus luka hatimu
Nantikan aku disaat yang bahagia nanti

Ingin ku menangis saat ku terpaku
Mengenangkan nasib diri yang tiada arti
Tak pernah ku nikmati megahnya dunia
Bahkan ku tak pernah tau manisnya raut wajah kalian
Hari-hari berlalu Bagai dalam mimpi
Seakan ku berjalan dibalik awan kelabu
Yang ada hanya hitam, yang ada hanya kelam
Aku melangkah dengan perasaan
Mengapa daku terlahir ke dunia ini
Hanya menaggung beban duka dan derita
Pernah ku sesali namun itu tiada arti
Kini aku sadari semua itu suratan dariNya

By: Subqie
(sebuah renungan di malam ulang tahunku yang ke 21)
Cairo 26 Desember 2008 00:15 AM

(dari : adikku subqie)
author

a wife, a mom, a blogger, a survivor of ITP & Lupus, a writer, author, a counselor of ITP & Lupus autoimmune, a mompreuneur, a motivator, a lecturer.