My Sweet Home

I’m just an ordinary woman


Aku bukanlah wanita seperti Ummu Aiman RA, wanita yang mengasuh dan menemani Rasulullah saw pada saat beliau masih kecil, melewati masa-masa pahit yang beliau alami terutama ketika beliau menjalani hidup sebagai anak yatim. Yang merawat dan mengasuh Rasulullah dengan sangat baik, yang selalu berusaha menggantikan posisi Sayyidah Aminah bagi Muhammad kecil. Yang Allah beri kemuliaan dan kedudukan, dengan memberinya anugerah dengan menurunkan timbanya yang penuh air di saat ia sedang kehausan.

Aku bukanlah seperti Ummu Umarah RA, yang ikut terlibat pada perang Uhud dan berusaha melindungi Rasulullah saw dengan pedang dan panah hingga mengalami beberapa luka pada tubuhnya. Yang putranya (Habib bin Zaid) dibunuh dengan sangat kejam oleh pembohong dari Yamamah, yaitu Musailamah al Kadzdzab, demi mempertahankan kalimat Allah.

Aku bukanlah seperti Ummu Abdillah Asma’ Dzatun Nithaqain RA, yang dikaruniai Allah umur panjang, hingga seratus tahun, namun di masa tuanya ia tidak sedikitpun mengalami gangguan ingatan, bahkan tidak ada satupun giginya yang tanggal. Ia, yang rela dan mampu menahan rasa sedih yang mendalam, ketika putranya Abdullah bin az Zubair syahid dalam keadaan dipenggal kepalanya dan jasadnya disalib (subhanallah...). Ummu Asma adalah sosok wanita yang tidak kuat meyimpan apa yang dimilikinya sampai hari esok. Setiap ia memiliki sesuatu maka langsung ia sedekahkan.

Juga bukan seperti Ummu Waraqah RA yang menghabiskan seluruh waktunya untuk kejayaan Islam, mempergunakan waktu yang ada untuk berpuasa, mengerjakan shalat dan membaca Alqur’an. Yang menjadikan rumahnya khusus untuk para muslimah, sebagai tempat untuk berdzikir, menyebarkan hadits-hadits Rasulullah saw dan membaca Alqur’an.

Ataupun seperti Ummu Haram binti Milhan RA, yang merupakan sosok wanita teladan yang rajin beribadah, yang selalu menggunakan malamnya untuk shalat malam, dan siangnya untuk berpuasa. Yang selalu duduk bersama AlQur’an, membacanya, menghafalnya, dan merenungi kandungan – kandungannya. Yang selalu menjadikan kebenaran dan kesungguhan menjadi dua hal yang mengisi ruang dan waktunya, dan selalu menjauhkan kebatilan dan gurauan dari dirinya.

Aku hanyalah wanita biasa, ibu biasa, yang mencoba mengikuti jejak wanita-wanita terbaik dalam Islam.

Aku hanyalah wanita biasa, yang masih mempunyai banyak kekurangan, yang masih melakukan kekhilafan, yang banyak melakukan kelupaan, yang belum mampu pergi ke medan jihad, juga belum mampu melepas anak dan suami untuk berjihad fi sabilillah.

Aku hanyalah seorang wanita biasa, yang ingin selalu menghadirkan Al-Qur’an dan sunnah dalam setiap langkahku, dalam setiap hembusan nafasku....

Allahu ya Rabbi, ampuni aku atas keterbatasan ini, inginnya aku seperti wanita – wanita yang Rasulullah saw janjikan surga, inginnya aku seperti wanita yang dijuluki as sayyidah oleh kekasih-Mu.

Ampuni aku ya Rabb, belum bisa seperti apa yang Engkau perintahkan ataupun seperti yang Engkau inginkan.....


18 Juni 2010

)I(ummi Adam)I(


(dari : sahabatku Suci Ummi Adam)
author

a wife, a mom, a blogger, a survivor of ITP & Lupus, a writer, author, a counselor of ITP & Lupus autoimmune, a mompreuneur, a motivator, a lecturer.