My Sweet Home

[Motivasi] Bulatkan Tekad, Kuatkan Tawakal Kepada Allah



Bulatkan Tekad, Kuatkan Tawakal Kepada Allah

By: ANbar Thea


Sahabat, janganlah kita menjadi pribadi yang ragu. Sebab ragu adalah aib yang sangat berbahaya. Ia akan menggerogoti keyakinan dan membuka celah bagi setan untuk mempermainkan dan merusak suara hati serta kejernihan pikiran kita. Jangan pernah juga kita tunduk kepada hawa nafsu kita atau rayuan setan.

Oleh sebab itu, jadilah orang yang berkarakter, penuh kepastian, dan pantang mundur. Jika kita ragu untuk melakukan suatu pekerjaan, lakukanlah shalat istikharah dan perbanyak musyawarah. Kendalikan hati agar tetap hidup dan berdenyut dengan memperbanyak doa karena Allah tidak menerima hati yang lalai lagi pelamun. Jika hasil istikharah telah bulat dan mantap, lakukan musyawarah dengan orang-orang berilmu dan memiliki kompetensi berkaitan dengan apa yang kita hadapi.

Sebagaimana Allah berfirman :

"Bertanyalah kepada ahli dzikir, jika kalian tidak mengetahui." (Al-Anbiya: 7)

Setelah itu, tentukan keputusan dengan mempertimbangkan hasil istikharah dan hasil musyawarah. Panjatkanlah doa, "Ya Allah, sungguh hama menyerahkan seluruh wajah kepadaMu, menyerahkan segala urusan hamba kepadaMu, dan mempercayakan punggungku kepadaMu (berskitar hanya kepada Allah). Semua didasari harapan dan rasa takut kepadaMu karena tidak ada tempat mengadu, dan tempat meminta keselamatan kecuali Engkau."

Di titik ini, kita telah siap menuntaskan keputusan yang sudah kita tentukan.
Nah, jika keraguan kembali menghinggapi diri kita, jangan hiraukan. Berhati-hatilah, jika Kita membatalkan janji atau memutus kesepakatan yang telah kita buat. Orang yang membatalkan janji atau memutus kesepakatan, seperti orang yang menjilat muntahannya sendiri.

Bersikaplah ridha terhadap apa yang Allah berikan untuk kita, walaupun secara lahiriah merugikan kita. Karena bisa jadi, persepsi kita lebih menonjol dalam menilai. Percayalah kepada Allah dan semua kebijakanNya. Niscaya Kita tidak akan pernah merugi dalam hal apapun. Allah berfirman:

"Jika engkau telah ber'azam, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh Allah sangat mencintai orang-orang yang bertawakal." (Ali Imran: 159)


Perhatikan kisah berikut:

Sebelum Perang Uhud, kaum muslimin terpecah ke dalam dua kelompok. Ada kelompok muda yang meyakini keharusan berperang di luar Madinah. Ada kelompok sepuh, termasuk di dalamnya Baginda Rasul, berpendapat untuk menjadikan Madinah sebagai benteng pertempuran dan tidak harus keluar Madinah.

Saat kaum muda mendesak, Rasul pun bersiap untuk menyongsong musuh di luar Madinah. Rasul menerima saran kaum muda, walau agak kurang setuju. Ketika kaum muda memohon kepada Rasul untuk berdiam di Madinah, Baginda Rasulullah bersabda, "Tidak seorang nabi pun yang telah siap mengenakan baju perangnya untuk berperang, lalu kembali melepaskannya."

Walaupun dalam Perang Uhud, umat Islam kalah dengan pelbagai peristiwa tragisnya, kita tidak pernah mendengar Rasul mencela atau menyalah-nyalahkan kaum muda yang memaksakan pendapat untuk keluar Madinah. Sebuah pelajaran berharga bagi kita, sebab takdir Allah adalah penentu. Ia bukan sesuatu yang bisa kita rekayasa. Akan tetapi, kita harus siap menyongsong takdir dan menerima pahala.

Dalam kehidupan kita, biasanya masyarakat kurang begitu percaya dengan sosok peragu. Mereka menganggapnya sebagai anak bawang dan menyebutnya dengan julukan-julukan yang jauh dari rasa hormat. Sebaliknya, masyarakat akan percaya terhadap pribadi-pribadi yang berkarakter. Pribadi yang siap maju, pantang mundur, dan tidak takut menghadapi bahaya, apatah lagi sekedar problema.

Jelas ada perbedaan mendasar antara karakter penuh tekad dan karakter nekat. Karakter pertama sangat terpuji. Sementara itu, karakter kedua, sangat tercela. Karakter nekat tidak dilakukan oleh orang-orang berakal, tetapi hanya dilakukan orang-orang dungu. Nekat hanya berakibat fatal bagi pelaku dan orang-orang sekelilingnya. Lain halnya dengan tekad bulat. Karakter ini sangat dianjurkan untuk dimiliki.
(Sumber: Hadits-hadits CInta, karya: Nandang Burhanudin)


*********************************************************


Semoga catatan yang evi bagikan buat semua sahabat dimanapun berada, semakin menambah semangat kita untuk menjadi lebih baik dengan tekad yang kuat, tidak mengenal kata menyerah, tiada menjadi pribadi pesimis, tiada merasa putus asa tapi menjadikan setiap langkah kita positif, selalu optimis dan istiqomah yaitu konsisten, persisten, konsekuen, resisten. Don’t ever give up, always keep moving forward. No matter what people said persist keep going don’t quit the campion never quit. (Jangan pernah menyerah, majulah terus. Apapun yang orang katakana kita tetap jalan, jangan pernah mundur dari arena kehidupan. jadilah seorang juara sejati, juara kehidupan). Jika kita telah berbuat, azamkan pada Allah, berikan kepada Allah swt.

Jikalau evi ada salah dalam ucapan maupun perbuatan, tolong maafi evi ya sahabatku. Tetap terus saling berbagi ilmu, saling menasehati dalam kebaikan dunia dan akhirat serta menjalin tali silaturrahmi persahabatan dimanapun berada.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
~Evi A.~
Medan, 20 September 2010
author

a wife, a mom, a blogger, a survivor of ITP & Lupus, a writer, author, a counselor of ITP & Lupus autoimmune, a mompreuneur, a motivator, a lecturer.