My Sweet Home
LAILATUL QADAR
author

LAILATUL QADAR



Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu pebuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” {QS Al-Qadr : 1-5}



Allah menamainya Lailatul Qadar karena keagungan takdirnya dan tingginya keberadaannya di sisi Allah, banyaknya ampunan bagi dosa-dosa, tertutupinya ‘aib dan malam penuh ampunan. Sebagaimana disebutkan dari hadits Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda: “Barangsiapa melakukan qiyamullail pada malam Lailatul Qadar atas dasar keimanan dan penuh berharap kepada Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (1)


Mencari Malam Lailatul Qadar



Dianjurkan untuk mencari Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan, khususnya di sepuluh hari akhir dan pada malam-malam yang ganjil, malam 21, 23, 25, 27 dan 29. Disebutkan dalam shahihain bahwa Nabi bersabda: “Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil, disepuluh hari akhir dari bulan Ramadhan.” (2)


Dalam riwayat lain, dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, bersabda Rasulullah: “Carilah Lailatul Qadar disepuluh hari akhir pada bulan Ramadhan. Carilah Lailatul Qadar pada hari kesembilan akhir, hari ketujuh akhir, hari kelima akhir dari bulan Ramadhan.” (3)


Dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar RA, menyebutkan bahwa salah seorang sahabat Nabi pernah bermimpi dan diperlihatkan kepadanya Lailatul Qadar pada malam kedua puluh tujuh. Maka, Rasulullah berkata,”Menurutku, mimpimu cukup sesuai dengan sepuluh malam akhir, maka carilah Lailatul Qadar pada malam-malam yang ganjil.” (4)


Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar RA dan Imam Abu Daud meriwayatkan dari Mu’awiyah RA, bahwa Nabi bersabda: “Lailatul Qadar terjadi pada malam kedua puluh tujuh.” (5)


Terjadinya Lailatul Qadar pada malam kedua puluh tujuh merupakan pendapat kebanyakan sahabat dan jumhur ulama. Hingga Ubay bin Ka’ab bersumpah, “tiada pengecualian lain bahwa malam kedua puluh tujuh adalah Lailatul Qadar.” (6)

Namun alangkah baiknya kita tetap berusaha maksimal beribadah di sepuluh hari akhir bulan Ramadhan, jangan hanya menunggu malam kedua puluh tujuh saja untuk memaksimalkan ibadah kita.


Berkaitan dengan Lailatul Qadar, dianjurkan untuk banyak-banyak membaca do’a, khususnya yang Rasulullah ajarkan kepada Aisyah RA, ketika dia bertanya kepada Rasulullah.”Wahai Rasulullah, bagaimana menurut engkau, jika aku mengetahui malam Lailatul Qadar, apa yang harus aku ucapkan?” Rasulullah menjawab,”Ucapkanlah: Yaa Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, ampunilah dosa-dosaku.” (7)



Tanda-Tanda Lailatul Qadar

Disebutkan dalam shahih Muslim. Dari hadits Ubay bin Ka’ab, bahwa Nabi memberi kabar, diantara tanda-tanda Lailatul Qadar adalah pada pagi harinya matahari terbit tanpa memancarkan sinarnya. (8)
Imam Ibnu Khuzaimah dan Ath-Thayalisi meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas dalam musnadnya dengan sanad shahih bahwa Nabi bersabda: “Lailatul Qadar adalah malam yang tenang, udaranya tidak panas maupun dingin. Pagi harinya, matahari bersinar kemerahan.” (9)
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad hasan, sebuah hadits dari Watsilah bin Al Asqa’, bahwa Nabi bersabda: “Lailatul Qadar adalah malam yang tenang, udaranya tidak panas maupun dingin, tiada bintang yang beralih.” (10)

Inilah tiga hadits shahih yang menjelaskan mengenai tanda-tanda yang menunjukkan Lailatul Qadar.



Ada sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari sahabat Ubadah bin Shamit dengan sanad shahih, namun ada kemungkinan terputus dan telah diperkuat dengan syahid (penguat) hadits diatas. Didalam hadits ini, Nabi bersabda: “Malam yang terang, seolah bulan bersinar dengan terang. Malam yang tenang nan tenteram, tidak dingin maupun panas. Tidak dihalalkan bagi bintang-bintang untuk melempar didalamnya hingga datangnya waktu pagi. Sesungguhnya, tanda-tandanya di pagi hari adalah matahari terbit dengan seimbag dan tidak memancarkan sinarnya bak rembulan pada malam purnama, tidak halal bagi setan untuk keluar bersamanya di hari tersebut.” (11)



Harus diketahui, tidak mesti orang yang mendapati Lailatul Qadar itu mengetahui bahwa dia telah mendapatinya atau mengetahui bahwa malam tersebut adalah Lailatul Qadar. Namun yang dituntut, supaya dia bersungguh-sungguh dan penuh keikhlasannya dalam beribadah, baik dia mengetahui maupun tidak mengetahui adanya Lailatul Qadar. Bisa jadi orang yang tidak mengetahui Lailatul Qadar, tetapi mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah dan khusu’ didalamnya, menangis dalam berdo’a. Bisa jadi mereka merupakan orang-orang yang paling utama di sisi Allah dan memiliki derajat serta kedudukan yang lebih agung daripada orang-orang yang mengetahui malam tersebut..Wallaahu’alaam..



Footnote:

(1) HR.Bukhari No.1901 & Muslim No.760

(2) HR.Bukhari No.2017 & Muslim No.1169, dari hadits Aisyah

(3) HR.Bukhari No.2021, dari hadits Abdullah bin Abbas

(4) HR.Bukhari No.2015 & Muslim No.1165, dari hadits Abdullah bin Umar

(5) HR.Ahmad No.4793, dari hadits Abdullah bin Umar dengan sanad shahih

(6) HR.Muslim No.762

(7) HR.Tirmidzi No.3513,Ibnu Majjah No.3850, dari hadits Aisyah

(8) HR.Muslim No.762

(9) HR.Ibnu Khuzaimah No.2192, Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahihul Jami’ (5475)

(10) HR.Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (139), Syaikh Al-Albani menghasankannya dalam Shahihul Jami’ (5472)

(11) HR.Ahmad No.22259


Sumber: Buku pribadi yang dimiliki penulis, berjudul “Bisa Jadi, Ini Ramadhan Terakhir Kita” karya Syaikh Salman Bin Fahd Al-Audah, penerbit Islamika.


Semoga rangkuman tulisan ini bermanfaat buat penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk menyempurnakan ibadah shoum Ramadhan 1432 H ini sampai akhir nanti dan meraih predikat ketaqwaan..Aamiin..




## SALAM SAHABAT ##
Iskhan Al Aqsho - Save Palestine
(dari sahabatku Iskhan Al Aqso)
**************************************

(Evi Andriani)

Jazakallah khairan akhi iskhan.
Catatan yg menarik dan menambah ilmu evi lg.
Jadi ingat, evi bbrp minggu lalu pernah bawakan kajian kepada adek2 pengajian putri di kampus ttg lailatul qadar sekaligus memberikan ilmu tafsir surat Al Qadr.

Bercerita tentang Lailatul Qadar:
Lailatul Qadar merupakan malam kemuliaan
Lailatul Qadar merupakan Lailatul Barakah (malam penuh keberkahan, kebaikan, kehormatan)
Lailatul Qadar merupakan Lailatus Salam (malam kesejahteraan)
Lailatul Qadar merupakam malam penuh hakikat
Lailatul Qadar merupakan malam penetapan hukum/takdir

Di dalam lailatul qadar terdapat seribu kebaikan, amalan-amalan shalih di malam lailatul qadar itu lebih baik dibandingkan malam lainnya dengan tujuan menyebar kebaikan karena Allah swt. Diturunkan Al Qur'an sbg cahaya petunjuk yg menyelamatkn manusia jg di lailatul qadar.Subhanallah,smg Qt semangat tuk mdapatkannya

Salam santun dr medan
~Evi A.~
author

Surga dan Neraka

Pada dasarnya Allah telah menciptakan surga dan neraka jauh sebelum menciptakan yang lain. Dan setiap manusia akan memasukinya baik untuk orang yang memiliki perbuatan baik ataupun buruk. Dan di sinilah kehidupan sebenarnya yang kekal dan abadi akan dihadapi oleh setiap manusia setelah mati.

Orang-orang bertakwa, orang-orang yang beriman berhak untuk memasuki surga karena surga Allah siapkan bagi kaum muttaqin.

Sebagaimana Allah berfirman :
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 133)

Sedangkan manusia yang memilih jalan hidup tidak baik sesuai kebiasaan kaum kafir maka telah disiapkan oleh Allah tempat khusus bagi mereka yaitu nereka.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 131 :
”Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (QS Ali Imran ayat 131)

Setiap muslim percaya akan adanya surga dan neraka tersebut. Bahkan umat lain juga percaya surga dan neraka kecuali atheis karena inilah salah satu ciri ketauhidan kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, bersaksi bahwa ‘Isa adalah hamba dan utusan-Nya, dan kalimat-Nya yang Ia berikan kepada Maryam, dan roh dari-Nya (roh dari roh-roh yang Allah ciptakan), dan bersaksi bahwa surga itu benar adanya dan neraka benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga seperti apapun amalannya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun, kembali lagi kita harus merenung sahabat. Bahwa untuk mendapatkan surga itu tidaklah mudah. Tidak hanya dengan amalan kita. Namun, surga di raih dengan rahmat, karunia, kasih sayang dari Allah. sedangkan amalan-amalan kita yang kita perbuat itu adalah sebab untuk masuk surga.

Oleh sebab itu, ketika kita beramal, tanamkan dalam hati kita, semua ini kita lakukan untuk mengharap rahmat dariNya dan berharap bisa melihat wajahNya dengan wajah kita yang penuh cahaya keimanan, selalu tulus mencintaiNya. Untuk itu, kita harus kembali lagi berusaha mengasah ilmu kita, berislah (memperbaiki diri) kita agar menjadi orang-orang yang muttaqin (orang-orang yang bertakwa kepada Allah), orang-orang yang selalu bersiap-siap akan berjumpa denganNya dan selalu memohon dalam setiap doa, agar Allah mengampuni dosa-dosa kita agar memasukkan kita ke surgaNya dan melindungi kita dari panasnya api neraka.

Seorang taqwa akan merealisasikan apa yang diperintahkan Allah. Ketaqwaan itu menyangkut kulub kita untuk selalu beriman kepada Allah. Jika kita berislah terus menjadi orang-orang yang muttaqin maka Allah akan semakin sayang dengan kita, mendapatkan petunjuk, cahaya dari Allah, mendapatkan perlindungan serta kita sebagai insan yang selalu bertawakkal padaNya. Bertambah kesabaran, ketenangan, iman kita. Subhanallah sahabat. Inilah surga yang telah kita rasakan di dunia dan patut kita syukuri.

Janganlah kita bersedih atas sesuatu yang terjadi tapi kita bersyukurlah karena hal itu menunjukkan bahwa Allah sayang pada kita. Semakin bertambah iman, semakin banyak ujian dan rintangan yang dihadapi. Dan jika kita lalai atau lupa pada Allah maka Dia mengingati kita dengan kasih sayangNya agar kembali dekat padaNya dan bertaubat. Sehingga kita sampai benar-benar teguh beriman pada Allah sampai akhir hayat kita dan akhirnya akan mendapatkan ketetapan yang abadi yaitu surga atau neraka. Lakukan segala sesuatu demi mendapat rahmat dan ridho karena Allah. Karena janji Allah telah ditetapkan, dan saat ini bagaimana kita meraihnya.

Semoga catatan ini bermanfaat untuk kita semua, khususnya bagi diri saya sendiri yang sering berbuat khilaf dan dosa, agar sering bermuhasabah diri menjadi lebih baik, menjadi bagian dari orang-orang yang muttaqin.

Wassalamu’alaikum warahmatullah
~Evi A.~
Medan, 14 Agustus 2011
author

Puisi Berbalas Puisi

CINTA YA CINTA
Oleh : Dek Syaque Hikaritokusaikizoku
kepada : Mba Evi Andriani

Cinta itu bulat
Seperti bola matamu
Mencuri hatiku lewat pandangan

Cinta itu melilinkan
Seperti senyummu
Membuatku terpeleset dalam pelukan kasihmu

Cinta itu kotak
Seperti sapamu
Menyudutkan hatiku hingga tak mampu berpaling

Cinta itu lingkaran
Seperti bola hati
Menggiringku kedalam gawang kerinduan

Cinta itu berisik
Seperti santun sapamu
Menggelitik relung kalbu

Tetapi…
Cinta ya cinta
Datang tak diminta
Bertahta tanpa dipinta

Tegal, 08 Agustus 2011
At : 23.23 WIB


**********************************

**Cintaku Untukmu**
oleh : Evi Andriani
kepada : Dek Syaque

Cinta selalu indah tuk dimaknai
Cinta tak akan pudar selama hatimu penuh kasih
Cinta kan terus bersinar bila jiwamu disirami iman
Cinta itu berkembang menjadi mutiara yang indah

Aku ingin mencintaimu
Dengan setulus hatiku
Dengan senyuman terindahku
Dengan cahaya hatiku

Rasakan kehangatanku
Hingga kau peroleh ketenangan
Rasakan manisnya cintaku
Hingga kau bangga atas apa yang kuberi

Medan, 08 Agustus 2011