My Sweet Home
Suara Hati Pasien; “Dokter, Tolong Jangan Mogok Kerja.”
author

Suara Hati Pasien; “Dokter, Tolong Jangan Mogok Kerja.”


 
 
 
Suara Hati Pasien; “Dokter, Tolong Jangan Mogok Kerja.”

Begitu terkejutnya saya ketika mendapat pesan broadcast dari seluruh teman-teman dokter yang akan melakukan aksi mogok besok, (27/11/13).

“Aksi Solidaritas Ikatan Dokter Indonesia "Tolak Kriminalisasi Dokter" besok Rabu (27/11/13) di Jakarta terpusat di Mahkamah Agung Jl.Medan Merdeka Utara No.9-13. Aksi dimulai pkl 9 WIB, diharapkan kawan2 bisa langsung berkumpul di depan halaman MA. Peserta aksi adalah dokter berjas putih dg pita hitam & menggunakan pin IDI bertuliskan "Tolak Kriminalisasi Dokter". Adapun TS yg dilarang mengikuti aksi adalah yg sedang bertugas di: UGD,ICU/ICCU,ruang OK CITO,ruang persalinan,&yg bertugas di faskes primer dg tindakan gawat darurat. Korlap Dr. Ardiansyah Bahar (HP 085230955521)”

“Besok izinkan kami, sehari saja menjadi manusia biasa, kami istirahat sejenak dari menjadi dokter,perawat dan Bidan agar hati kami tenang, keluarga kami tidak kecewa melihat usaha kami menolong sesama dibalas dgn cacian, hujatan dan penjara. Besok biar pak hakim yg menulis resep, biar pak jaksa yg memeriksa, pak pengacara yg mengoperasi, pak polisi yg meredam amarah pasien dan keluarga, pak LSM yg menjelaskan kpd keluarga kalau pertolongan yg diberikannya gagal, semoga anda semua mampu menjalani apa yg kami lakukan selama ini :)#maaf ganggu bantu BC u/ para Dokter,,Perawat dan Bidan...”

Hati saya sebagai seorang pasien rawat jalan sangat terpukul mendengar hal itu. Karena betapa banyak para teman seperjuangan saya, maupun teman-teman lainnya yang akan menjadi korban terbengkalai pelayanan kesehatan. Walaupun hanya sehari, namun jika 1000 dokter benar-benar mogok berapa puluh ribu pasien rawat jalan terbengkalai.

Saya sangat menyesalkan BC dokter yang harus mengatakan, “Besok biar pak hakim yg menulis resep, biar pak jaksa yg memeriksa, pak pengacara yg mengoperasi, pak polisi yg meredam amarah pasien dan keluarga, pak LSM yg menjelaskan kpd keluarga kalau pertolongan yg diberikannya gagal, semoga anda semua mampu menjalani apa yg kami lakukan selama ini” >> terlepas dari siapapun yang sebarkan BC ini, tapi sungguh ini bukanlah sikap seorang dokter sejati.

Karena yang kita ketahui dokter adalah seorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan orang-orang yang sakit. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus hingga mempunyai gelar dalam bidang kedokteran. Tentunya para dokter sudah mempunya disiplin ilmu yang baik dan dokter juga sudah mempelajari jiwa psikologis manusia sehingga dokter dapat bersikap lebih bijak. Tanpa harus berkata dalam BC di atas menyangkut pak polisi, LSM, pengacara, dll.

Saya di sini berbicara dari hati nurani sebagai seorang pasien. Terlepas permasalahan yang terjadi antara dokter dan pasien yang sangat marak diberitakan. Menurut saya, mogok bukanlah suatu solusi terbaik dalam mengatasi masalah ini. Karena jika dokter mogok maka sama saja dengan melakukan tindakan tidak perikemanusiaan. Apalagi kita tahu bahwa dokter itu manusia bukan Tuhan. Maka lakukan layaknya kita sebagai manusia. Jangan mengorbankan banyak kepentingan umum demi satu masalah yang terjadi.

Para dokter yang yang baik hatinya, masih ingatkan dengan sumpah dokternya? Salah satunya yang tercantum pada SUMPAH DOKTER INDONESIA (PP No.26 -1960/SK Menkes No. 434-1983) berbunyi, “Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan: 1. Hidup berbakti untuk kepentingan keperikemanusiaan.”

Apakah tindakan mogok salah satu bentuk perikemanusiaan? Apakah demi membela teman sejawat harus mengorbankan kepentingan umum? Marilah kita beristigfar, marilah kita menenangkan diri sejenak, marilah kita berpikir jernih, bukan dengan emosional.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan jikalau memang si dokter melakukan hal yang benar. Saya di sini tidak akan membahas siapa yang benar atau siapa yang salah. Tapi, saya di sini berbicara sebagai seorang pasien yang ingin membuka mata hati kita semua, bahwa segala sesuatu yang dilakukan itu haruslah baik. Sehingga akhlak yang keluar dari sikap kita juga baik. Jika panasnya api dilawan dengan api maka tetap saja kasus juga tidak akan terpecahkan. Hindari mogok kerja, dan beraktivitaslah seperti biasa.

Apa sebenarnya yang bisa dilakukan selain melakukan mogok kerja? Tentu banyak yang bisa dilakukan para sahabatku, dokter-dokter yang baik hati.
1. Bangunlah mediasi komunikasi dari hati ke hati.
Para dokter menjumpai keluarga korban dan berbicara dengan rendah hati, bukan dengan emosional. Kalau perlu ajak juga pasien lainnya, yang bisa menenangkan hati keluarga korban. Saya yakin mereka pasti sakit hati dan terluka atas kejadian ini karena ada korban meninggal. Dalam hal ini saya juga ga mengatakan bahwa para dokter salah dalam menangani pasien. Tapi intinya di sini adalah sebuah komunikasi yang baik. Selain para pasien, juga bisa memanggil para pemuka agama untuk meluruskan dan mendamaikan masalah ini. Agar si keluarga korban ikhlas, dan tidak harus memperpanjang kasus ini. Si dokter juga lebih berhati-hati dan bermuhasabah juga bahwa segala pekerjaan apapun itu bentuknya, bukan hanya profesi dokter, tapi profesi lainnya juga memiliki resiko.

2. Kumpulkan tanda tangan atau apapun bentuk solidaritas yang bijak dan berakhlak baik dari para dokter, jikalau memang para dokter ingin melakukan aksi. Bukan dengan mogok kerja.

3. Buat suatu badan intelijen dokter
Mengapa saya bilang ini harus dibuat? Karena untuk menyelidiki segala kasus-kasus yang mungkin akan terjadi. Dengarkan suara pasien dan dengarkan juga suara hati dokter. Seimbangkanlah kedua hal tersebut. Jadilah seperti seorang detektif, berpikir dengan logika, dan hati yang jernih, bukan dengan emosi. Saya yakin kasus seperti ini akan terulang kembali.

4. Ajaklah para dokter untuk menulis serentak membela si dokter yang dianggap salah, jikalau memang si dokter itu tidak bersalah. Kumpulkan semua surat dokter dan serahkan secara baik-baik kepada pihak korban. Sehingga pihak korban akan terbuka ikhlas dan tidak menyalahkan siapapun. Dalam hal ini, keduanya harus saling memaafkan.

Dan masih banyak cara lain lagi, saya percaya teman-teman saya di facebook ini juga pasti punya banyak ide-ide berlian dalam mengatasi masalah ini dengan baik.
***
Percayakah wahai para dokter yang baik, saya juga merupakan salah satu korban dari dokter yang pernah memberikan penanganan tidak tepat dan hampir saja tubuh saya menderita osteoporosis dalam waktu yang singkat. Apakah saya ada menuntut, wahai dokter yang baik? Saya tidak ada menuntut. Saya ikhlas. Saya sangat bersyukur kepada Allah swt, karena masih memberikan saya kesempatan untuk bertahan hidup dan mendapat dokter yang tepat sehingga saya bisa sehat saat ini. Dari kejadian itu, saya berusaha untuk menjadi pasien yang cerdas, saya rajin membaca, dan saya membantu pasien lainnya untuk bisa bangkit, bertahan, dan kuat. Masih banyak pasien-pasien lainnya yang mengalami penanganan yang tidak tepat, tapi mereka juga tidak menuntut. Karena itu tidak ada gunanya juga.

Namun, yang saya sangat sedihkan, mengapa kasus dokter Ayu dan keluarga korban begitu sampai hebohnya? Perseteruan individual tiba-tiba jadi masalah profesi hajat hidup banyak orang. Saya ga mau membela siapapun dalam hal ini. Tapi saya hanya ingin menyampaikan bahwa kita semua ini adalah manusia yang memiliki hati nurani, manusia yang berakhlak, manusia yang berjiwa sosial. Marilah kita duduk bersama dengan hati yang lapang dan berakhlak mulia untuk memecahkan kasus ini. Saya ga bisa bayangkan, apa yang akan terjadi di hari Rabu, apabila benar seribu dokter mogok kerja. Berapa banyak pasien yang akan terbengkalai. Bisa jadi puluhan ribu pasien tidak dapat konsultasi dan pelayanan yang baik. Saya hanya bisa istigfar dalam hati. Saya hanya bisa menangis dan sedih. Astagfirulla... astagfirullah...

Saya makin kaget lagi ketika teman saya dokter bilang, “Kan hanya pasien rawat jalan saja yang tidak dapat konseling sedangkan yang darurat atau genting dapat penanganan” >>> menurut saya ini ga pantas diucapkan dokter, saya sedih sekali sebagai seorang pasien, karena ini namanya diskriminasi pasien.

Teman dokter lainnya berkata, “Ga ada jalan lain lagi. Sudah berbagai mediasi dilakukan. Dengan melakukan mogok, maka mata dan hati pemerintah akan terbuka” >> masyaAllah, astagfirullah. Apakah kasus hal ini sampai sebegitu parahnya, sebegitu hebohnya. Saya hanya bisa ucapkan, “Astagfirullah... astagfirullah...”

Saya ga tahu harus berbicara apalagi. Bagi saya kesehatan umat, kepentingan umum, kepentingan sosial, kepentingan orang banyak adalah kepentingan yang harus diprioritaskan daripada kepentingan individual atau kepentingan yang sedikit.

Di bilik tempat peristirahatan, saya mencoba menuangkan isi hati. Saya yakin masih banyak dokter yang tidak melakukan mogok kerja, karena ia ingat akan sumpahnya untuk berbakti pada kepentingan perikemanusiaan dan mengutamakan kesehatan penderita.

Hal ini saya perkuat ketika saya tadi (26/11) berobat ke dokter spesialis mata untuk memeriksakan mata saya apakah ada pendarahan atau tidak. Alhamdulillah semua baik-baik saja. Hanya ada pembesaran bagian mata dan bisa diobati. Saya pun sempat bertanya, apakah para dokter di sini ikut mogok kerja? Ternyata mereka bilang, “tidak ada yang mogok”. Saya pun berucap, “Alhamdulillah, masih ada dokter-dokter berhati mulia, yang tidak ikut-ikutan mogok kerja demi perikemanusiaan”

Saya hanya turut prihatin, bagaimana ntar nasib para pasien yang ga dapat konseling atas penyakitnya, hanya gara-gara dokter mogok kerja? Ntah mengapa saya tidak tenang. Mungkin dzikir adalah obat yang terbaik dalam menenangkan.

Semoga kasus ini dapat segera selesai, dan tidak menimbulkan banyak pihak kepentingan umum yang dirugikan. Aamiin.

Dokter, tolong jangan mogok kerja... Saya mohon berakvitaslah seperti biasanya...

Salam santun
~Evi A.~
Medan, 26/11/2013
ITP & Lupus Survivor
author

Korban Gara-Gara Tiket Kosong

Gara-Gara Tiket Kosong

“Vi, lo mau tiket murah. Harganya berkisar Rp 300.000,00 hingga Rp 400.000,00 untuk penerbangan ke Sumatera” kata Ardi (bukan nama sebenarnya) sedang menawarkan tiket pesawat super murah padaku di kampus.

Aku pun langsung percaya saja apa yang dikaatakan Ardi karena ia adalah teman sekelasku. Suasana liburan panjang menjadi ajang pemanfaatan bagi sebagian orang untuk lahan bisnis, terutama kepada anak-anak yang merantau di luar kota.

Aku memesan tiket ke Medan untuk beberapa orang temanku. Siapapun pasti akan terpikat jika harga tiket yang ditawarkan berbeda jauh dari harga tiket biasanya. Kadang tersirat dibenakku, mengapa harga tiket bisa semurah itu pada suasana arus balik lebaran? Benar-benar di luar akal logika jika kita memikirkannya dengan kenyataan yang biasa terjadi.

“Aku mau pesan juga lah buat ibu pacarku di Yogya. Beliau mau pulang ke Medan juga”, jawab teman kos yang ingin pesan tiket padaku karena ikut tergiur dengan informasi adanya tiket murah.

Akhirnya aku telpon temanku itu dengan penuh semangat berharap dapat tiket dalam waktu yang dekat, sesuai dengan jadwal keberangkatan diriku dan sahabat-sahabatku ke Sumatera.

“Di, aku mau pesan empat tiket dunk ke Medan. Tapi jadwal keberangkatan dari Jakarta berbeda. Bisakah cari yang murah?” tanyaku pada Ardi dengan optimis.

“Bisa Vie, lo tenang aja. Ntar kupesan tiketnya ama temanku. SMS-kan saja nama dan tanggal berapa keberangkatannya. Okey..”
***
Satu minggu telah berlalu..

Akhirnya aku menghubunginya dan Ardi mengatakan bahwa tiket tersebut belum dapat yang murah. Mulailah aku khawatir karena jadwal keberangkatan sudah sangat dekat.

“Apa yang harus kukatakan kepada semua sahabat-sahabatku jika tiket itu tidak ada, bisa jadi kami semua tidak pulang ke Medan karena tiket habis atau terpaksa beli tiket yang lebih mahal” aku berkata dalam hati penuh rasa takut dan cemas. Kegelisahan terus mendera jiwa ini karena amanah yang dipegang begitu banyak. Aku tidak mau dikenal sebagai pembohong, apalagi aku sebagai wanita muslimah.

Hari demi hari berlalu begitu saja. Semua yang pesan tiket padaku mengatakan, “Bagaimana ada tiketnya Vie, kalau tidak ada maka aku akan pesan kepada travel yang lain”. Hatiku semakin was-was. Karena persahabatan kami sudah mulai agak renggang gara-gara tiket tersebut.
***
Alhamdulillah, keesokan harinya Ardi berhasil mendapatkan tiket dari travel temannya dan aku pun mentransfer sejumlah uang sesuai dengan harga dari beberapa tiket tersebut. Ardi memberikan tiketnya via email beserta kodekode booking dari tiket tersebut. Biasanya sekarang dikenal dengan sebutan ticketing (tiket elektronik). Akhirnya kukirimkan tiket elektronik itu semua teman-teman yang memesan tiket padaku.

Saat ibu dari pacar temanku mau check-in di bandara, tiba-tiba petugas maskapai penerbangan bilang bahwa dirinya belum terdaftar menjadi penumpang pesawat tersebut. Tapi pihak maskapai bingung, bagaimana bisa tiket itu diprint dan memiliki kode booking sementara ia belum terdaftar. Dia pun mengadu sama pacarnya.

“Say, gimana nih tiketnya. Kata pihak maskapainya, ibuku belum terdaftar. Bagaimana sih ini? Sejak kapan jadi penipu? Buat orang tuaku malu saja. Ibuku mau berangkat nih. Ya udah. aku belikan ibuku tiket dulu. Minta aja uangnya kembali. Nanti transfer ya uang tiket yang batal itu.”

Lalu temanku sms dan menceritakan apa yang terjadi. Sejak saat itu mulailah aku menyelidiki kasus ini. Ternyata semua tiket yang aku pegang adalah tiket kosong dan tiket yang dimiliki oleh Ardi juga tiket kosong.

Aku langsung meminta pertanggungjawaban dari Ardi tentang hal ini dan berharap uangku di ganti.

“Maaf Vie, aku tidak bisa mengganti uangmu. Karena aku juga rugi sepuluh juta rupiah lebih” kata-kata Ardi dalam SMS-nya seperti sedang stress juga.
***
Seminggu kemudian aku menyelidiki travel yang Ardi percayai selalu untuk mendapat tiket murah. Aku langsung datang ke luar kota tempat travel itu berada --kota itu terkenal sebagai kota pelajar dan menyimpan sejarah seni budaya candi--. Alhamdulillah di kota tersebut, aku bertemu senior alumni waktu kuliah di Medan dan menemaniku mencari ‘Si Penipu Tiket Kosong’ itu. Akan tetapi, kami tidak berhasil ketemu dengan pembuat tiket kosong itu. Karena masalah ini, hubungan persahabatan aku dan teman-temanku menjadi renggang. Sahabat kosku itu diputusin ama pacarnya. Uangku hilang hampir 2 juta rupiah.

Beberapa bulan kemudian ada berita di TV menangkap beberapa orang pemalsu tiket. Ternyata yang mengalami penipuan tiket elektronik itu bukan hanya kami saja, banyak juga masyarakat yang mengalaminya. Untuk dapat menge-print tiket elektronik itu, pemalsu bekerjasama dengan pihak maskapai. Di zaman sekarang ini sulit sekali mencari mendapatkan orang yang jujur. Demi uang semuanya dijalani walaupun haru sberbuat salah dan dosa. Semua kejadian ini aku ambil hikmahnya agar lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu dan tidak tergiur dengan sesuatu yang serba murah. Alhamdulillah setelah ini tidak pernah mengalami penipuan dan juga dapat membeli tiket yang murah melalui promo-promo yang diadakan setiap maskapai penerbangan

Tips dalam membeli tiket pesawat agar tidak ditipu:

1.Telpon pihak maskapai penerbangan resmi yang diinginkan penumpang
2.Untuk booking tiket atau melihat harga penerbangan bisa melalui internet sesuai dengan maskapai yang diinginkan
3.Jangan tergiur dengan harga murah
4.Teliti lebih dahulu dalam membeli tiket
5.Memiliki sikap tegas untuk menolak jika kita tahu ada sebuah penipuan
6.Hati-hati dalam memilih teman dan bergaul
7.Jangan terlalu percaya dengan ucapan teman, apalagi orang asing.
8.Jangan menjadi orang yang cupu, lugu, polos
9.Tingkatkan wawasan dan pengetahuan dalam pemesanan tiket elektronik atau tidak
10.Memberi saran kepada teman yang punya masalah dalam membeli tiket
author

Jawaban dari Pertanyaan Seputar Imunitas dan Herbal

Hari Senin ini, (25/11/2013), saya ada membaca salah satu komentar dari tulisan yang saya upload di blog tentang Herbal yang Tidak Cocok Bagi Autoimun (ITP atau Lupus).
Bapak itu bertanya seputar herbal bagi autoimun karena anaknya menderita ITP dengan umur empat tahun delapan bulan.

Berikut pertanyaannya:


Terima Kasih atas informasinya mba Evi...
1. Jika saya menyimpulkan tulisan mba evi di atas, "Jadi, semua produk/zat
yang berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh, TIDAK cocok untuk
penderita ITP". benarkah demikian?
2. Bagaimana dengan habbatsauda, madu, dan sari kurma, bukankah mempunyai fungsi meningkatkan kekebalan/daya tahan tubuh juga?
3. Kalau zat/produk herbal diatas tidak cocok, maka Mohon
sarannya untuk para penderita ITP (khususnya anak kami, laki-laki usia 4
tahun 8 bulan), produk herbal apa yang cocok? zat/kandungan apa yang
harus kita perhatikan didalamnya?
4. Kalau dari beberapa produk herbal yang sempat ditawarkan beberapa teman saya, selalu ada testimoni pasien yang berhasil membaik dengan mengkonsumsi produk mereka. bahkan beberapa ditunjukkan langsung pasien yg di maksud. beberapa terbuat dari bahan yg dituliskan di atas, yg lainnya berfungsi untuk meningkatkan immunitas tubuh. bahkan yg baru-baru ini ada yg menggunakan istilah bahwa produknya berfungsi untuk "mendidik" immunitas kita supaya "berprilaku" sebagaimana mestinya. bagaimana menurut mba Evi?
Demikian mba Evi, mohon maaf jika ada yg kurang berkenan....

Jawaban dari saya :


Terima kasih untuk komentarnya Mas
Saya akan menjawab pertanyaannya ya.
1. Yang pasti tulisan di atas bukan tulisan saya bapak, tapi hasil penelitian dari ahli kimia dan itu di posting oleh Yayasan SDF. Kalau saya menyimpulkan bukan semua produk yang meningkatkan kekebalan tubuh tidak cocok buat pasien autoimun, tapi yang menimbulkan kontra indikasi (immuno stimulator). Untuk mengetahui hal tersebut harus berdasarkan beberapa penelitian. Mungkin sudah paham ya bapak.

      Dan produk-produk yang meningkatkan kekebalan tubuh juga cocok-cocokan. Itu yang bahaya. ITP itu kan imunne trombocitopenia, karena immune dalam tubuh kita rusak maka ia menyerang tubuhnya sendiri sehingga bersifat autoimun. Jika kita memakan zat yang meningkatkan kekebalan tubuh yang bersifat immuno stimulator maka akan menimbulkan kontra indikasinya yaitu autoimun yang berlebihan. Kalau autoimun berlebihan maka ITP dapat berubah menjadi LUPUS.
      Kalau bagi pasien LUPUS memakan herbal-herbal tersebut, maka autoimun yang berlebihan pada tubuhnya akan aktif kembali.
Ada perbedaan antara ITP dan LUPUS, namun ada juga kesamaannya. Jadi kita wajib hati-hati,


2. Untuk habbatasauda, madu, dan sari kurma, itu cocok-cocokkan bapak.
Sampai sekarang belum menimbulkan kontra indikasi (immuno stimulator). Jadi selama tidak ada  masalah dengan tubuh tidak apa-apa.
Namun seperti saya sendiri tidak bisa makan habbatasauda. Pernah saya coba tiga bulan, ternyata belum menimbulkan hasil yang baik. Dada saya terasa berat sekali. Kalau saya makan sari kurma dan madu juga belum menimbulkan hasil yang baik seperti naiknya trombosit. Tapi hal itu hanya baik untuk menambah stamina saja. Trombosit tidak bisa naik. Makanya saya bingung, apa yang dimaksud si penjual meningkatkan kekebalan tubuh? Bisa jadi meningkatkan stamina tubuh yang dimaksudkannya. :).

Untuk madu dan sari kurma yang ga terlalu asli alias banyak dicampur gula atau sari gula maka saya alergi. Perut saya langsung mencret, kembung, kadang sampai BAB berdarah.
Sari kurma saya ga pernah beli lagi. Kalau ingin mendaatkan sari dari kurma, saya langsung beli buah kurma yang asli alias belum mengalami proses pembuatan herbal dan kurma itu berkhasiat. Kurma tersebut yaitu kurma ajwa. (Mahal sih memang 300rb sekilo tapi vitaminnya lengkap). Sudah cukup paham ya Bapak. Silahkan dikonsumsi kurmanya bila cocok. Tidak masalah. Namun bila meragukan, maka jangan dikonsumsi. Karena jika terjadi pada kemudian hari maka akan timbul rasa penyesalan.

3. Kalau untuk anak dengan usia 4 tahun 8 bulan, sebenarnya dapat memberikan sayuran, buah, lauk dan nasi dalam jumlah yang cukup.
Lalu lakukan juga self healing sambil didekap anaknya Bapak.

**Latihan self healing "terapi hati penuh cinta" (teknik menyembuhkan diri sendiri)** :
1.) Caranya: posisi badan dlm keadaan duduk atau posisi apa saja yang penting serileks dan senyamannya.
2.) Lalu bayangkan hal yang indah-indah atau lepaskan pikiran yang membebankan
tubuh, bisa juga kosongkan pikiran negatif jika mampu seperti kita meditasi.
3.) Selanjutnya tarik nafas sedalam-dalamnya dari hidung, tahan 5 detik lalu hembuskan perlahan-lahan dari mulut.
4.) Katakan dalam hati, "Ya, Allah saya ikhlas akan sakit di tubuh yang saya derita ini. Saya ikhlas, saya serahkan semuanya padaMu. Sel-sel dan  saraf di tubuhku, maafkan aku karena telah membuatmu sakit. Saya  ikhlas." » Pasien sambil bayangkan di mana tempat atau daerah yang sakit.
5.) Lakukan sepuluh kali atau senyamannya saja.
#Dibaca sebelum tidur dan sesudah tidur serta di saat tubuh sangat sakit setiap hari. Untuk anak2, bisa ibunya ajarkan pada anaknya. Semana nyaman anaknya saja. Kita hanya bantu mengarahkan agar ia ikhlas dgn sakitnya atau kita mengirimkan energi untuk anak. Kalau bayi, bisa dengan pelukan erat sang ibu sehingga energi bisa mengalir ke tubuh si bayi/balita.

4. Kalau berdasarkan pengalaman saya mendengarkan curhat pasien lupus dan ITP, ada beberapa herbal yang baik dalam mendidik autoimun, seperti gamat, propolis dan transfor faktor. Memang selama satu hingga dua tahun kondisi tubuh mereka sehat. Bahkan ada yang tiga tahun sehat, trombositnya jadi stabil untuk pasien ITP, dan untuk pasien lupus, maka lupusnya jadi ga aktif. Tapi setelah itu tahukan bapak apa yang terjadi?
Ada yang setelah satu tahun ITP-nya kambuh lagi, bahkan trombositnya menjadi sangat rendah. Ada juga pasien lupus yang setelah satu tahun konsumsi, lupusnya menjadi aktif bahkan sampai parah, ada yang hingga cuci darah dan ada yang sampai meninggal.
Ada juga yang dia mengkonsumsi lebih dari dua tahun, namun terakhir sebulan lalu, ia katakan sekarang ia harus suntik hemafo setiap bulannya. Karena hb-nya selalu rendah. Malah semakin parah sakitnya.

Kalau menurut saya, herbal itu cocok-cocok-an. Kalau BERANI mencoba, silahkan dicoba. Tapi kalau meragukan segera tinggalkan.
Saya pribadi sekarang hanya menjalani pola hidup sehat, pola makan sehat, self healing, dan atur pola stres dalam tubuh.
Jadi yang namanya herbal-herbal saya kurangi. Bahkan ga saya konsumsi lagi. Alhamdulillah, sudah dua tahun lebih ini, trombosit saya normal. Saya cek 1,5 bulan lalu trombosit saya 265ribu. Komponen darah lainnya juga normal
Selamat mencoba ya bapak.
Semoga bermanfaat informasi ini.

Wassalamu'alaikum wr wb
~Evi Andriani~
Medan, 25 November 2013

Kekurangan Bukan Penghalang Untuk Maju
author

Kekurangan Bukan Penghalang Untuk Maju

**Kekurangan Bukan Penghalang Untuk Maju**

Gethun Tri Aenah, anak dengan kekurangan fisik, ga punya tangan, yang ditayang di TV One (20/11/13) ini benar-benar menakjubkan. Bisa bermain alat musik, menyanyi, pintar, tulisan rapi, pandai berhitung matematika serta bisa mandiri. Makan sendiri dengan menggunakan sendok oleh kaki kanan dan kirinya, menyapu rumah sendiri dengan memegang sapu oleh mulutnya, cuci piring dan membilasnya sendiri dengan kedua kakinya, begitu juga dengan cuci baju, dan aktivitas lainnya.

Anak wanita asal Banjarnegara, Jateng ini memiliki kepercayaan dirinya yang bagus. Ketika lahir, ibunya Gethun sedih sekali, karena bingung bagaimana nasib anaknya jika sudah dewasa nanti. Namun, sang Ibu terus bersyukur pada Allah, ga menyesal melahirkan dan berjalan sesuai perjalanan waktu kehidupan. Ternyata ketika usia beranjak tinggi, sang Ibu malah tidak susah mendidiknya. Ia bisa melakukan pekerjaan semua.

Subhanallah, keterbatasan yang dimilikinya tak menurunkan semangat untuk terus belajar dan berjuang menggapai cita-cita.

"Apa yang buat Gethun sehingga tidak minder?" tanya presenter Meja Bundar

"Karena ingin seperti orang lain dan mengingat pesan ibu dan ayah harus bisa apa saja," kata Gethun kepada presenter @one_mejabundar di Tv One

Prestasi sekolah dengan ranking satu atau dua selalu diraih. Saat ini Gethun kelas lima SD.

Subhanallah, cerita ini menginspirasi saya sebagai orang dewasa. Masih anak-anak tapi cacat dan mentalnya kuat. Saya harus banyak belajar dari hal ini. Untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik. Harus terus bersyukur dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Untuk terus koreksi diri dan istigfar setiap hari. Karena diri ini tak pernah luput dari dosa. Bisa jadi apa yang saya katakan menyinggung perasaan orang lain, atau apa yang saya perbuat tidak disukai orang lain atau perbuatan saya yang tidak disukai oleh Allah swt.

Sabar dan syukur memang dahsyat dalam menjalani hidup. Senang, ceria, dan gembira adalah obat untuk kita terus tersenyum. Sehingga energi positif selalu mengalir di jiwa. Semangat hidup pun kian meningkat.

Memang ga salah hadist shahih yang mengatakan apabila ia bersyukur dalam senang dan susah maka segala urusannya menjadi baik. Subhanallah.

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

Semoga kita menjadi insan yang selalu mensyukuri nikmat-Nya dan belajar untuk selalu memohon ampunanNya agar Dia pun selalu ingat kita.

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. 2:152)

Selamat beraktivitas dan istirahat para sahabatku di malam hari ini.

Mohon maaf lahir dan bathin ya teman-teman jika selama berkomunikasi dengan saya ada perkataan yang menyinggung atau perbuatan yang tidak menyenangkan bagi seluruh sahabatku baik di dunia maya maupun dunia nyata. Semoga kita menjadi insan yang bermanfaat buat umat.

Semangat semangat semangat...

Kisah-kisah seperti ini bisa kita teladani agar bisa semangat untuk terus bergerak, tidak mudah menyerah, maju terus.

Salam santun,
~Evi A.~
Medan, 20 Nov 2013


Dokter Harus Senang Membaca, Jika Tidak, Kesehatan Pasien Terancam
author

Dokter Harus Senang Membaca, Jika Tidak, Kesehatan Pasien Terancam

**Dokter Harus Senang Membaca, Jika Tidak, Kesehatan Pasien Terancam**

Saat saya sedang memandang foto indahnya bunga anggrek yang sedang mekar di profil ßßM Evi, saya dikejutkan oleh sebuah berita duka.

Malam itu, 11 November pukul 20.00 WIB, hatiku menjadi sedih. Seorang pasien yang baru saya jenguk akhirnya menghadap Allah swt. Ayu Nurul Rohmah, namanya. Umurnya 21 tahun. Menderita sebuah penyakit unik, ITP sebutannya.

Sebelumnya Ayu pernah dirawat lebih dari seminggu di salah satu RS Swasta tapi ga ada perkembangan. Lalu sang kakak laki-laki Ayu berusaha searching di internet, ketemulah blog Evi dan meng-SMS Evi untuk tanya-tanya tentang sakit autoimun ini.

Dahulu menurut para dokter dan bisa jadi sampai sekarang, ITP dikatakan penyakit autoimun yang ringan dan sedikit yang meninggal. Tetapi pada kenyataannya jika para dokter tahu, banyak juga pasien ITP meninggal, sama seperti lupus.

Banyak faktor penyebab meninggalnya yang saya lihat terjadi, diantaranya paling sering karena pengobatan tidak tepat, kurang update-nya para dokter dalam mengkaji penyakit darah ini, sehingga pasien menjadi komplikasi atau parah sakitnya.

Sama seperti kondisi Ayu. Saat itu saya baru sampai di Jakarta. Kakak laki-laki Ayu meminta saya untuk langsung jenguk beliau di RS Swasta di Tangerang. Ini kedua kalinya Ayu masuk. Setelah sebelumnya tanpa hasil, ia telah habis puluhan juta.

Namun saya menolak untuk jenguk Ayu, karena saya masih capek. Tidak mungkin, saya baru tiba di bandara Sukarno Jakarta, langsung ke Tangerang. Belum lagi perjalanan yang cukup jauh. Akhirnya Sabtu saya menjenguknya. Karena Jumat saya sudah ada janji dengan teman untuk ketemuan.

Ketika saya menjenguknya di RS, sungguh benar-benar saya kecewa dengan pengobatan dokter ini. Beliau hanya berikan injeksi 125ml methylprednisolone sampai lambungnya sakit. Beberapa hari kemudian baru dikasih mucosta. Padahal yang namanya obat anti radang seperti methylprednisolone, itu memang harus dipasangkan dengan obat lambung. Karena menyangkut efek sampingnya.

Selain itu tidak ada pemberian vitamin zat besi, padahal hb-nya turun. Parah menurut saya. Tiba udah rendah jadi 7 baru transfusi darah. Itu pun mau ditransfusi lagi trombosit 10kantong.

Yang saya herannya lagi, mulut si pasien ini dan gusinya bengkak seperti terserang jamur, pun tidak diberikan obat. Biasanya dokter yang biasa merawat saya dan pasien autoimun lainnya diberikan resep fluconazol.
Dan kalau sudah lumayan berat gitu radangnya, oleh dokter yang merawat saya dikasih injeksi dexamethasone, jadi bukan injeksi methylprednisolone seperti yang diberikan oleh dokter di RS Swasta Tangerang tersebut.

Pernah saya cari tahu, kenapa dokter spesialis saya beri injeksi dexamethasone ketika radang saya parah dulu di RS. Ketemu jawabannya di The New England Journal of Medicine, bahwa dexamethasone cukup efektif untuk menekan radang ITP.

Berikut sebagian isi jurnalnya:
"Initial Treatment of Immune Thrombocytopenic Purpura with High-Dose Dexamethasone"

Yunfeng Cheng, M.D., Raymond S.M. Wong, M.B., Ch.B., Yannie O.Y. Soo, M.B., Ch.B., Chung Hin Chui, Ph.D., Fung Yi Lau, Ph.D., Natalie P.H. Chan, M.B., Ch.B., Wai Shan Wong, M.B., Ch.B., and Gregory Cheng, M.D., Ph.D.
N Engl J Med 2003; 349:831-836August 28, 2003DOI: 10.1056/NEJMoa030254


Results

Of 157 consecutive patients, 125 were eligible. The mean (±SD) platelet count before treatment was 12,200±11,300 per cubic millimeter. A good initial response to high-dose dexamethasone occurred in 106 of the 125 patients (85 percent): the platelet count increased by at least 20,000 per cubic millimeter by the third day of treatment, and the mean platelet count was 101,400±53,200 per cubic millimeter (range, 50,000 to 260,000 per cubic millimeter) one week after the initiation of treatment. Among the 106 patients with a response, 53 (50 percent) had a sustained response; the other 53 (50 percent) had a relapse within six months, most of them (94 percent) within the first three months. A platelet count of less than 90,000 per cubic millimeter on day 10 was associated with a high risk of relapse. The treatment was well tolerated.

Conclusions

A four-day course of high-dose dexamethasone is effective initial therapy for adults with immune thrombocytopenic purpura.

Ah, ternyata membaca membuat kita banyak tahu hal. Kadang dokter saya bilang, "Evi, kamu ini sebenarnya sudah seperti dokter". Saya senang sekali dengan dokter saya, yang selalu menyuruh saya untuk belajar dan memberikan materi yang bisa saya pelajari khususnya ITP dan lupus.

Namun, Sabtu kemarin saya cukup sangat kecewa banget. Karena memang pengobatannya hanya injeksi methyl itu saja padahal sakitnya sudah kompleks. Trus hanya juga ditambah transfusi darah terus-terusan.

Saya ingat sekali nasihat dokter yang merawat saya bahwa pada penyakit autoimun, paling penting adalah menekan radang dan juga menekan autoimunnya. Bila ada komplikasi lain, baru ditambahkan obat lainnya sesuai keluhan pasien.

Saya lihat keadaan Ayu dengan pengobatan ga tepat tersebut semakin parah dan melemah; lalu saya minta Ayu dibawa ke dokter lain. Saya beri Ayu semangat. Namun, sebelum Ayu dibawa ke dokter lain, ternyata Ayu mengalami pendarahan di mata, dan malamnya Ayu meninggal.

Innalillahi wa innailahi raji'un, atas meninggalnya Ayu Nurul Rohmah.
Allaahumma firlaha warhamha wa'aafihi wa'fuanha, wa akrim nujulaha, wawassi'madkholaha wagsilha bilmaa-i. Allahuma aamiin. Al-fatihah...

Al baqa'u lillah, semoga Almarhum mendapat tempat terbaik di surga-Nya dan semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan oleh Allah 'Azza wa Jalla. Aamiin

Selamat jalan Ayu. Doa Mba Evi selalu menyertaimu. Senang sekali mngenal keluarga Ayu yang ramah. Saya tuh paling senang sekali ketika ketemua banyak orang yang baik. Bayangkan saja, saat salah satu keluarganya menjemput saya di rumah, saya begitu berani menerima tawarannya untuk ketemu dan jenguk pasien. Padahal kenal juga baru lewat SMS dan telpon. Karena saya merasa terpanggil untuk melihat ini pasien. Walaupun lelahnya saya luar biasa. Dari Kebayoran Lama ke Tangerang itu cukup jauh. Untuk pertama kalinya saya kunjungi kota ini.

Terima kasih ya Allah, Engkau berikan hamba banyak saudara, salah satunya melalui ukhuwah lewat sakit autoimun ini.

Selamat Hari Kesehatan Nasional.
Buat para dokter, hanya satu yang kuharapkan untuk selalu haus ilmu. Bila tak sanggup memikul atau ragu, jangan berani untuk coba-coba apapun ke pasien, sebaiknya dialihkan kepada dokter yang lebih ahli lagi.
Untuk kita sebagai masyarakat umum ataupun pasien, haruslah menjadi pasien yang cerdas.

Banyak ilmu bertebaran di internet. Jangan pernah bosan untuk searching. Banyak ilmu bermunculan juga lewat buku, maka jangan bosan untuk membaca.

Saya tidak ingin menyalahkan dokter, saya hanya ingin para dokter untuk terus professional di bidangnya. Karena engkau, para dokter, juga sangat kita butuhkan dibidang kesehatan. Apa jadinya jika pasiennya suatu saat lebih cerdas dari dokternya? Tentu saja pengobatan tiap dokter berbeda, itu sudah pasti. Namun, yang terpasti adalah pengobatan yang tepat. Apapun merk obatnya. Harus tepat dan sesuai yang dialami pasien.

Salam santun,
~Evi A.~
(ITP&Lupus Survivor)
Kebayoran Lama, 12 November 2013
http://eviandrianimosy.blogspot.com/

Gambar Makam Ayu



Like · · Unfollow Post · Share · Edit · Promote · 12 November · Edited ·