bunga

FUNDAMENTAL ANTENA

FUNDAMENTAL ANTENA

II.1.1 Gain


Gain merupakan sebuah parameter penting yang sangat menentukan keandalan sebuah antena. Pada antena, ada sudut-sudut tertentu dari radiasi yang memberikan densitas daya yang lebih besar dibandingkan yang lain (ketika diukur pada jarak yang sama).

2.1]

dimana
P adalah daya yang digunakan pada terminal-terminal antena
4.phi.d² adalah permukaan area dari bidang dengan radius d
n adalah efisiensi total antena

Gain antena bisa juga digambarkan sebagai daya keluaran dalam arah particular. Gain biasanya diekspresikan dalam dBi.

II.1.2 Area Efektif

Antena aperture adalah salah satu yang menggunakan aperture dua dimensi, seperti sebuah horn atau sebuah reflector parabola. Gain dari aperture antena, seperti reflektor parabola, dapat dihitung menggunakan prinsip area efektif, atau area jangkauan, yang didefinisikan sebagai
[2.2]

dimana Ap adalah area fisik dari antena dan n adalah efisiensi total antena (biasanya berkisar antara 50% hingga 80%). Sedangkan gain untuk antena aperture adalah
[2.3]

Jika yang diketahui hanya dimensi-dimensi fisik, bisa diasumsikan efisiensinya kira-kira 0.6, dan perkiraan gain ini sangat umum bagi kebanyakan antena.

II.1.3 Pola Radiasi

Pola radiasi dari sebuah antena adalah penggambaran secara grafis dari gain (dB) terhadap sudut. Tepatnya merupakan pola dua dimensi, sebuah fungsi azimuth dan sudut elevasi. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar 2.1.




Gambar 2.1 Pola radiasi antena

Pola radiasi biasanya selalu menggambarkan pola far-field, dimana gain atau directivity hanyalah sebuah fungsi daripada azimuth dan sudut elevasi yang bebas terhadap jarak d.
Mainlobe antena merupakan lobe dimana gain puncak terjadi. Beamwidth dari sebuah antena didefinisikan sebagai jarak angular antara dua titik pada pola mainlobe antena yang berada 3 dB dibawah nilai gain maksimum.



Gambar 2.2 Tipikal pola radiasi antena (gain normal) dalam satu dimensi

II.1.4 Polarisasi

Polarisasi didefinisikan sebagai orientasi dari bidang yang terdiri dari komponen medan listrtik dari bentuk gelombang yang teradiasi. Dalam banyak kasus, polarisasi dari sebuah antena dapat ditentukan melalui sebuah inspeksi. Umpamanya, antena yang membentang vertical akan menghasilkan dan menerima polarisasi vertikal. Begitu juga sebaliknya, jika elemen antena horizontal, polarisasi gelombangnya pun horizontal. Polarisasi vertical dan horizontal termasuk ke dalam polarisasi linear. Tipe lain adalah polarisasi tipe circular dan elliptical. Polarisasi circular sama dengan linear, hanya saja vector polarisasinya berotasi clockwise atau counterclockwise. Polarisasi circular adalah kasus khusus dari polarisasi elliptical, dimana componen-komponen vertical dan horizontal dari vector polarisasi mempunyai magnitude yang sama.