bunga

Born To Fight (Bergerak, Berjuang, Berdamai, Untuk Meraih Impian)



Born To Fight
(Bergerak, Berjuang, Berdamai, Untuk Meraih Impian)

            Bismillahhirrahmannirrahim...
            Jum’at dan Sabtu adalah hari yang sangat menegangkan bagiku. Kepala terasa pusing banget karena setumpuk pelajaran kuliah membebani pikiran tak kunjung usai. Tapi aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik agar mendapat masa depan cerah.
            Tak terasa sudah tiga tahun perjalananku menggapai impian. Mulai dari kegagalan, kesedihan sampai pada usahaku untuk bangkit dari kesedihan yang membuat trauma jiwa ini sehingga aku menjadi pribadi dan pembicara yang bercahaya. Impian-impian yang telah kutuliskan di kertas diary-ku mulai kutandai satu persatu.
            Masih kuingat tiga tahun yang lalu di bulan April─aku berjuang melawan sakit di tubuh, melewati setiap pendarahan yang terjadi dan berusaha ikhlas atas gagalnya rencana pernikahan itu. Aku berusaha sabar atas cobaan hidup ini. Karena aku yakin, optimis dan antusias bahwa di balik kesulitan ada kemudahan, di balik kebaikan ada kemenangan sejati, di balik usaha dan do’a ada rezeki.
            Aku bertekad untuk menempa diri menjadi lebih baik sehingga dapat meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Aku jalani setiap zona-zona tidak aman dengan terus melangkah, tidak mudah menyerah dan selalu mensyukuri atas potensi yang aku miliki. Mulai dari kalah dalam setiap lomba kepenulisan, orangtua yang tidak mendukung kesukaanku dalam kegiatan dunia literasi kepenulisan─sering menasehatiku, memarahiku dan tidak mengizinkanku ikut komunitas penulis─sampai pada tahap aku berusaha ramah dan rajin menyapa semua teman-teman yang semangat dalam dunia tulis-menulis lewat dunia maya. Kadang aku sedih jika ibu melarangku untuk beraktivitas banyak di dalam kegiatan sehari-hari. Namun, aku tahu itu adalah wujud kasih sayang ibu padaku. Ibu tidak ingin aku menjadi sakit lagi seperti aku di waktu bayi. Ibu dan ayah hampir kehilangan diriku. Ibuku takut, kesehatanku semakin menurun, padahal dengan menulis justru aku tidak menjadi sakit bahkan kesehatanku semakin baik. Betapa aku semakin sayang pada Ibu. Dia tidak pernah mengeluh apatah lagi meminta sesuatu. Keinginannya hanya agar aku fokus sekolah. Alhamdulillah, dari sejak SD sampai aku kuliah Magister, aku selalu mendapat peringkat satu dan nilai yang memuaskan di kelas.
            Aku juga relakan ratusan ribu rupiah setiap bulannya untuk membeli segala jenis buku yang bermanfaat. Itu sudah menjadi agenda rutinku agar ilmu aku bertambah. Karena aku masih punya impian yaitu memiliki rumah baca. Aku tidak tahu kapan itu terwujud, tapi aku yakin itu akan menjadi kenyataan. Karena sekarang aku sudah membentuk komunitas pembaca buku gratis, melatih serta memberi semangat teman-teman dalam menulis.
            Hari demi hari kulalui dengan aktivitas menulis dan membaca. Aku menulis adalah untuk berdakwah dan menyampaikan nasehat kepada semua orang. Prestasi demi prestasi selalu kuciptakan. Aku yakin dengan belajar tekun, bekerja keras dan berpikir optimis dapat menjalani semuanya dengan mudah. Nothing is impossible, everything is possible if you believe it in Allah. Give more, you will get even more. Be smart girl─itulah motto dalam hidupku sehingga aku tak mudah putus asa dalam melakukan apapun dan berpikir positif, tidak menyia-nyiakan setiap waktu dan nafasku.
            Aku juga sering bicara kepada diary-ku bahwa jika aku gagal sekali, aku harus bangkit lebih semangat lagi karena kegagalan itu awal kita belajar. Jika kita gagal bukan berarti kita harus menyerah, tapi terus berkarya. Jika aku terjatuh, aku terus berkarya. Jika aku telah berhasil, aku pun akan terus berkarya. Aku ingin mengabadikan setiap jejak-jejak kehidupanku sehingga menjadi kenangan terindah yang akan terekam buat anak-cucu kelak. Aku percaya bahwa Allah itu sangat baik, walaupun cobaan dalam hidupku sangatlah banyak. Aku terus berharap rahmat dan ridho-Nya. Sehingga nikmat-Nya selalu aku rasakan.
            Hingga kini karya-karyaku telah tersebar di beberapa website, memiliki lebih dari 20 buah buku antologi, satu buku solo DAK dan 11 edisi buku Pariwisata dan Kebudayaan—Indonesia The Beauty of Asia. Aku juga telah berhasil mendapatkan IP cum laude. Aku juga sering jalan-jalan keluar kota. Kadang merindukan juga sosok pria idaman. Alhamdulillah, sosok itu telah datang menemui kedua orang tuaku tepatnya tanggal 3-4 November 2012 di Medan. Dari dulu, aku selalu yakin bahwa jodohku itu sebenarnya sangatlah dekat dan aku tidak mau bersedih. Aku akan terus berjuang dan berjuang, tidak mau ragu dalam satu hal. Kadang ada perasaan rindu di hati, ingin menikah tapi aku masih belum siap. Kesiapanku di sini bukanlah tentang masalah pernikahannya tapi karena aku masih ingin memenuhi impian kedua orang tuaku. Mereka ingin aku menjadi seorang dosen. Aku ingin kedua orang tuaku bahagia. InsyaAllah setelah selesai S2 ini, aku akan menikah.
            Dalam sebuah pernikahan, anta kedua pasangan harus memiliki visi dna misi yang jelas agar pernikahannya menjadi barokah, harmonis sepanjang masa. Dengan begitu, apapun kekurangan dan kelebihan kita, akan selalu diterimanya. Aku punya impian yaitu melahirkan generasi rabbani yang cerdas dan bertakwa. Generasi seperti itulah permata bagiku yang akan membuat hidupku bahagia hingga ke surga. Mereka adalah asset-aset bagiku. Tapi jika aku ingin mendapatkan generasi rabbani maka orang tuanya juga harus menjadi generasi rabbani. Oleh sebab itu, aku harus terus berjuang  untuk menshalihkan dan mencerdaskan diri. Aku ingin kelak anak dan suamiku bangga memiliki ibu dan istri seperti diriku. Walaupun fisikku lemah tapi aku mampu berjalan dan terus bergerak mengarungi setiap lika-liku kehidupan. Aku akan terus ukir prestasi.
            Sehingga suatu saat aku bisa berkata pada anakku, “Inilah ummi, Nak. Dan engkau bisa menjadi seperti ummi bahkan lebih dari ini. InsyaAllah semua akan mudah engkau raih jika terus belajar, bekerja dan berpegang teguh pada agama Allah”
            Tidak ada kemenangan tanpa perjuangan. Tidak ada perjuangan tanpa usaha. Kembangkan potensi, jangan pernah berhenti. Jika telah selesai satu urusan maka kerjakan urusan yang lain lagi dengan sungguh-sungguh. Jika telah berhasil maka bersyukurlah kepada Allah, bertasbilllah.... subhanallah, bertahmidlah.... alhamdulilllah. Inilah motivasi diri yang terus aku kembangkan untuk meraih setiap impianku dan akan terus aku ukir hingga menjadi karya-karya dan prasasti. Kalau Allah dan RasulNya sudah sennag dengan hambaNya maka penduduk langit dna bumi juga akan senang pada hambaNya yang taat dan terus bergerak.

Medan, 7 November 2012
~Evi A.~