bunga

Jadilah Pasien ITP yang Cerdas



Jadilah Pasien ITP yang Cerdas


Beberapa bulan dari tahun 2012-2013 ini banyak sekali pasien ITP yang meninggal. Biasanya dulu kasus ini sangat jarang bahkan setahun sekali pun tidak pernah. Tapi belakangan ini, banyak yang cerita pada saya terutama keluarga dari pasien yang meninggal tersebut. Miris dan sedih kadang mendengarkannya. Tapi saya hanya bisa empati, menyabarkannya dan memberi masukan berupa ilmu tentang apa itu ITP dan bagaimana penanganan yang tepat. Sebab saya juga adalah pasien ITP tapi Alhamdulillah sudah sehat.

Mengapa bisa terjadi? Apakah penanganannya tidak tepat? Apakah dokter kurang mengetahui segala hal tentang ITP? Atau pasiennya cuek saja terhadap kondisi sakit yang ia derita? Beberapa yang pernah curhat ke saya, kebanyakan kasusnya itu karena tidak makan obat, lebih percaya ke herbal, dan dokter atau pasien tidak tahu penyakit yang dialaminya itu.
Kalau kasusnya seperti itu, maka apa yang harus kita lakukan?

Kuncinya : "Jadilah pasien yang cerdas"

Sebab pasien yang cerdas akan selalu membantu para dokter dalam memecahkan suatu kasus. Pasien yang cerdas akan rajin bermuhasabah, belajar, bertanya dan mencari ilmu.

    Baiklah kita mulai membahas satu persatu setiap kasus yang pernah saya alami sendiri dan orang-orang yang pernah curhat ke saya.

Kasus pertama : Tidak makan obat di saat kondisi autoimun tubuh sedang meradang » ini tindakan salah.

Karena autoimun yang meradang itu bisa sebabkan DNA rusak, organ tubuh lainnya rusak dalam hitungan detik dan tentu saja sakit akan menjadi komplikasi. Jadi selama masa pemulihan, usahakan pasien tetap konsumsi obat. Jangan berhenti sebelum dokter katakan berhenti. Tapi kita juga harus mengenali obat apa yang kita konsumsi tersebut. Kadang karena paniknya seorang dokter, dia bisa memberian obat apa saja dan dosisnya sangat tinggi. Saya pernah alami hal itu. Oleh sebab itu, rajinlah bertanya dan mengetahui apa yang kita konsumsi dan perhatikan reaksinya terhdap tubuh kita. Jika sakit mengalami kemajuan dalam waktu sebulan dari obat yang kita konsumsi, berarti obat itu sedang bekerja. Teruskanlah sampai kita benar-benar sehat dan tidak lemas.

Kasus kedua : Percaya hanya pada herbal» oh tidak! Ini juga tindakan salah.

Sebab banyak herbal sekarang yang sifatnya kontra indikasi (immuno stimulator). Pilihlah herbal yang tepat untuk tubuh jika ingin konsumsi herbal Apabila tidak pandai memilih maka autoimun dalam tubuh semakin meradang dan merusak dirinya sendiri. Dalam hal ini perhatikan kondisi tubuh, apabila saat minum herbal terjadi sesuatu pada tubuh (biasanya tidak pernah Anda alami sebelum konsumsi herbal), maka wajib hati-hati. Bisa jadi herbal itu tidak cocok bagi kesehatan Anda. Apalagi kalau tidak minum obat dan hanya minum herbal? Sudahlah kalau begini. Karena herbal itu sifat penyembuhannya lama, sementara sakit yang kita derita butuh sesuatu yang cepat untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Herbal hanyalah pelengkap untuk kebutuhan nutrisi dalam tubuh kita.

Siapa yang tahu keadaan tubuh kita? Tentu jawabnya adalah hanya diri kita sendiri. Bukan orang lain, bukan juga seorang dokter. Orang lain hanya sebatas menyampaikan apa yang ia ketahui dan empati pada sakit yang kita derita. Sedangkan dokter bisa mulai bekerja juga karena keluhan yang diderita pasiennya. Kalau kita diam saja maka dokter juga tidak akan tahu mendiagnosa atau memberikan obat pada kita. Terlebih lagi jika kita  tidak rajin belajar atau membaca maka ya siap-siap saja sesuatu akan terjadi pada tubuh kita.

Daripada makan herbal yang sudah banyak pengolahan. Lebih baik konsumsi makanan, sayuran dan buah-buahan yang alami dan organik. Kalau kita rajin konsumsi maka yang namanya efek samping obat, penyakit baru lainnya itu tidak muncul dalam tubuh kita.

Rajin beristigfar pada Allah, karena segala sesuatu yang sakit pada tubuh kita bisa jadi karena dua hal: teguran atas kelalaian kita atau pengguguran dosa-dosa kita. Tentu ini semua mengandung hikmah agar kita selalu dekat pada Sang Pencipta.

Kasus ketiga : Dokter atau pasien tidak tahu penyakitnya» oh menyeramkan!

Penyakit autoimun memang begitu unik. Karena tidak tahu penyebabnya apa sampai sekarang, tapi ia muncul begitu saja. Bahkan tidak semua dokter mengenalinya apalagi memahaminya. Kita sebagai pasien pasti bisa membedakan; mana dokter yang tahu penyakit yang diderita pasiennya dan mana dokter yang memahaminya dengan dokter yang tidak tahu sama sekali apa penyakit kita tersebut.

Jika hati kita berkata, Dokter ini kurang tahu tentang penyakitmu. Lihat saja dari cara ia menanganinya. Dari cara ia menjawab pertanyaanmu, maka waspadalah.

Waspadalah jika kita ragu terhadap seseorang, lebih baik coba ke dokter lain. Carilah dokter yang menurut kita nyaman, memahami sakit kita, dan lebih baik lagi mengerti apa yang kita derita seperti ITP.

Sebab, rasa nyaman, kasih sayang dan cinta itu memengaruhi kondisi kesehatan kita. Karena kestabilan emosi kita mudah terganggu akibat autoimun yang rusak. Selain itu, sebagai pasien kita juga harus tahu tentang sakit yang kita derita. Jangan hanya berharap selalu dari dokter. Karena dokter juga sama seperti manusia lain, sering khilaf. Apalagi menyangkut nyawa manusia.

“Kita harus jadi pasien cerdas yang dapat membantu para dokter. Kita harus kenali sakit ditubuh kita agar kita dapat mengendalikannya sehingga tubuh sehat kembali.”

Kalau kita pasien yang cerdas, kita pun akan mengurangi keluhan kita, bahkan kita akan senang membaca dan menjadi seorang pembelajar. Ilmu bisa kita dapat dari mana saja, dari orang lain, dari sesama pasien, dari internet, dari buku, dari majalah atau dari diri kita sendiri.

Seperti, saat kita makan sesuatu makanan yang buat tubuh kita menjadi sakit atau kita alergi terhadap suatu makanan tertentu, maka jangan coba-coba mengonsumsinya lagi. Atau kita tahu bahwa obat yang kita makan akan kontra indikasi dengan nasi putih yang menyebabkan glukosa tinggi, maka kurangi makan nasi.

Oleh sebab itu, apapun sakit kita, tetaplah waspada. Bantu para dokter memecahkan kasusnya. Jadilah pasien cerdas di mana pun kita berada. Sehat itu mudah, asal kita memahaminya. Tetap semangat ya teman-teman.

Salam santun,
~Evi A.~
Medan, 12 Februari 2013
 (Anggota FLP Sumut)

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/02/12/jadilah-pasien-itp-yang-cerdas-527819.html

 Cerita Awal Menderita ITP [Kesabaran Penuh Nikmat dan Karunia] 

ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpurae) [bagian 1] 

Diagnosis dan Pengobatan Bagi Penderita ITP [BAGIAN 2] 

Dahsyatnya Kekuatan Cinta dan Maaf; Trombosit Naik

Tips Tetap Fit Bagi Penderita Autoimun (Lupus dan ITP) 

Demam Panjang dan Trombosit Rendah, Waspada Itu Lupus

Herbal yang Tidak Cocok Bagi Autoimun (Lupus atau ITP)

Jawaban dari Pertanyaan Seputar Imunitas dan Herbal 

Semangat Untuk Bertahan Hidup


Faktor-Faktor Penyebab Susah Tidur