Ku Nikmati Desiran Sakitku
Bismillahirrahmannirrahim
Segala puji hanya bagi Allah, hanya kepadaNya kami memohon pertolongan dan ampunanNya atas dosa-dosa yang diperbuat. Dengan kami memohon perlindungan dari keburukan diri dan segala perbuatan kami. Sholawat dan salam saya curahkan pada para Nabi dan baginda Rasulullah saw, keluarganya dan semua sahabatnya yang mulia. Juga do’a saya untuk kedua orangtuaku, adikku, keluargaku, dosenku dan semua teman serta sahabat-sahabatku. Terimakasih sahabat, tanpa kalian saya tidak bisa bertahan hingga saat ini, syukurpun selalu dipanjatkan padaNya Rabbi Izzati. Betapa saya sangat malu pada-Mu ya Rabbi karena kelemahan saya, dosa-dosa yang saya perbuat, dan kadang-kadang saya terlupa serta lalai dalam kehidupan ini.
Ku Nikmati Desiran Sakitku
Begitu banyak cobaan dan nikmat yang saya hadapi setiap bulannya beberapa waktu ini membuat saya semakin ingin mencintai-Mu, mendekati-Mu dan berma’rifat (berjumpa) pada-Mu walaupun diri ini masih hina dengan segala dosa-dosa. Rindu ku pun semakin tulus. Semoga akhir yang baik yaitu husnul khotimah selalu menyertai setiap langkah kita dengan berbagai kebaikan.
Saya tidak pernah berpikir akan datang ujian ini. Saya bingung dan bingung saat cobaan itu datang pada diri yang lemah ini. Allah selalu menguji saya pada titik terlemah dari diri saya. Dahulu dari sejak kecil, sekolah dasar, SMP, SMU dan dibangku perkuliahan di sebuah kota tempat kelahiran saya, saya adalah seorang akhwat yang aktif dalam berbagai kegiatan, lomba baca puisi, organisasi, cerdas cermat, pidato bahasa inggris dan lain sebagainya hingga saya hijrah ke sebuah kota yang kata orang begitu ribet, padat, panas, macet dan lain sebagainya. Tapi bagi saya ini sebuah nikmat karena berbagai peristiwa menyenangkan, menyedihkan, persahabatan Ilahi, pertambahan ilmu semua hadir disini dengan indahnya. Kenal dengan teman-teman di UI baik regular maupun ekstensi yang baik dalam share ilmu, belajar kelompok, teman-teman-teman kerja di PT. Tenc yang sabar mengajari saya banyak ilmu baik ilmu agama maupun ilmu sains, sahabat-sahabat di El-Fawaz yang mengenalkan saya banyak hal dalam membantu orang-orang fakir miskin melalui kegiatan baksosnya dan mensyukuri alam semesta Allah, sholat berjamaah sehingga selalu ingin tunduk pada-Nya. Persahabatan Islami yang indah. Begitu juga seluruh sahabat-sahabat saya yang lainnya dari dunia maya fesbuk, teman-teman kos, teman sepermainan saya selama di Depok, dan juga buat semua sahabat yang mengenal atau telah berjumpa dengan saya. Bersama kalian membuat hidup evi selalu ceria dan tersenyum. Menjadikan hidup ini lebih bermanfaat.
Awal Dia Datang Menghampiri Tubuh Ini
Kejadian ini berawal di bulan September tahun 2009. Semua indera ku di uji oleh-Nya. Kepekaan ku terhadap segala sesuatu hal semakin bertambah tanpa saya sadari sebelumnya. Saya terus berjalan menuju ke tempat saya menimba ilmu sehari-hari tanpa merasakan kelelahan yang sangat. Karena berjumpa dengan mereka (teman-teman) merupakan suatu kesenangan tersendiri bagi saya. Mendengarkan cerita pengalaman mereka menambah cinta dan kasih sayang saya kepada-Nya. Hari sudah menjelang sore ketika saya kembali keperaduan saya yang sangat kecil berbeda jauh dengan tempat saya di lahirkan di Medan… Saya selalu menikmatinya walaupun kecil tapi dengan banyak sahabat, semua menjadi semangat dan ceria, bahkan sangat sering teman-teman silaturrahmi ke kamar yang begitu kecil itu. Tetapi hari itu saya merasakan badan yang tidak bersahabat dengan pikiran saya… apakah yang terjadi. Dengan segala kekuatan saya tekadkan niat untuk ke dokter semoga apa yang saya pikirkan tidak akan terjadi.
“Gimana? Jadi ke dokternya hari ini?"
Itulah kata yang terucap dari seorang teman ketika sampai di kamar kos-kosant saya setelah saya memberitahukan dia. Dengan membaca bismillah kami pergi ke rumah sakit. Setelah sampai di sana kami menanyakan langsung kepada bagian pendaftaran untuk langsung di chek up oleh dokter umum di sana.
Saya tergopoh-gopoh, dalam keadaan lemah tak berdaya, kepala migrain yang dasyat, demam, sampai jalanpun susah dan langsung masuk ke ruang UGD karena begitu lemas. Dokter langsung periksa dan menyuruh saya untuk periksa darah.
Sakit DBD dan radangtelinga (otitis media) itu menyerang tubuh saya, lalu teman kos menemani saya ke sebuah RS swasta di kota Depok. Saya langsung masuk UGD, saat diperiksa darahnya ternyata positif DHF (Dengue Hemorrhagic Fever alias Demam Berdarah) dengan trombosit 91.000 kemudian langsung rawat inap dengan dua infus di tangan saya. Dengan rasa sabar dan kondisi lemas saya berusaha kuat bisa cepat sembuh tanpa ditemani. Keluarga saya jauh disana dikota Medan. Adapun teman, sahabat atau tante datang menjenguk terus kembali pulang. Karena jam besuk telah ditentukan. Hingga trombosit saya turun menjadi 31.000, suhu tubuh tak beraturan, saya sudah bingung tak karuan, orangtua udah khawatir, mereka mau datang tidak saya izinkan lantaran biaya rumah sakit sudah sampai puluhan juta.
Cukup menyakitkan karena mual, muntah, demam tinggi, lemah sakit kepala. Dengan tekad kuat, lantunan ayat-ayat-Nya yang indah membasahi bibir ini. Setalah satu minggu, trombosit naik 98.000 tapi suhu tubuh masih 38 derajat celcius, saya minta izin pulang ketempat kelahiran saya. Alhamdulillah disana saya sembuh.
Sahabat-sahabat saya terutama di fesbuk memberi saya semangat. Jazakumullah khoir sahabatku. Do’amu menjadi sinar cahaya bagi qalbu saya ini.
Saya selalu ingat isi kalam Allah ini, semoga demikian juga dengan semua sahabatku. Bersama kesulitan ada kemudahan. Sehingga saya tidak bersedih lagi karena rasa sedih itu datangnya dari setan dan merupakan suatu keputusasaan yang menakutkan, belum lagi depresi yang harus dihadapi. Bismillah..
“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu. Dan kami telah menghilangkan darimu beban. Yang memberatkan punggungmu. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka, apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap” (QS. Al-Insyirah : 1-8)
Karena begitu semangatnya ingin menyelesaikan skripsi saya yang sempat tertunda, baru satu bulan istirahat saya harus balik Jakarta. Padahal dokter menyuruh saya istirahat tiga bulan. Tapi saya tidak mau menyia-nyiakan waktu itu. Saya bersikeras ingin pulang ke Depok. Saya harus lulus semester ini, harus dan harus. Karena di tahun depan ada suatu titik cahaya terang kebahagiaan menunggu saya.
Baru satu minggu saya tiba di kota pelajar Depok ini, saya langsung beraktivitas berat, kekampus yang jaket kuning sebagai simbol akan ketenarannya, saya juga sempat mengunjungi ayah yang sedang dinas di luar kota di kota bogor. Mengunjungi sahabat saya di kota pelajar Yogyakarta. Hingga saya balik Jakarta, pada suatu titik saya berhenti. Pada hari itu, saya mulai curiga dan aneh. Mengapa tubuh ini dipenuhi dengan bintik-bintik merah hingga keseluruh tubuh saya dan bagian-bagian yang sulit dilihat. Jika orang melihat saya, tubuh sehat, tidak kelihatan sakit, tidak demam, tidak lemas. Saya sehat bugar.
Dengan segala kecurigaan yang ada langsung saya berobat ke salah satu RS swasta. Saat itu tanggal 16 Oktober 2009. Semula saya berobat ke dokter spesialis penyakit dalam, kemudian saya beritahu sebelumnya saya terkena DBD. Dokter tersebut melihat bintik-bintik merah setelah cek darah, ternyata trombosit saya 9.000. Apalagi saat turun menjadi 3.000, semua dokter pada kaget dan ketakutan. Padahal subhanallah saya merasa sehat dan tidak lemas. Terimakasih ya Rabbi, atas nikmatmu ini.
Di kota pelajar Depok tercinta inilah hadir sebuah nikmat yang amat membuat saya awalnya takut, sangat takut. Membuat saya ingin pasrah/tawakkal pada-Nya dan hidup tak bergairah lagi. Saya bingung dan bertanya-tanya pada diri, apakah ini?
Saya tidak berdaya, kemana lagi?? Saya memiliki banyak dosa, belum siap bertemu dengan-Nya, tapi hanya pada-Nya tempat saya mengadu, bercerita apa saja, Dia Maha Tau dan Maha Mendengar dan Maha Melihat. Dalam sujud ku berdo’a dan menangis. Duhai Allah, engkaulah yang mengerti apa yang hamba-Mu ini butuhkan. Dekatkanlah hamba selalu pada-Mu karena Engkau Maha Kuasa, Maha Agung atas ciptaan-Mu serta segala qada dan qadar-Mu di dunia ini hingga lelahku tak terasa dan sakitku jadi nikmat.
Dengan dukungan diri sendiri dan dia yang selalu memberi saya semangat, keyakinan, kerjakeras, saya pun bangkit dengan sebuah semangat. Dengan Allah, demi Allah bersama Allah saya berusaha semangat, sabar, ikhlas dan bersatu menegakkan dakwah-Mu, cahaya-Mu menerangi dan membimbing setiap langkah aktivitas kami.
Ada sebuah kata-kata bijak yg saya suka :
“Carilah ridha Allah swt pada keluargamu, pada ayah-ibumu. Carilah ridha Allah dalam pekerjaanmu. Carilah ridha Allah dengan jalan meninggalkan kemaksiatan kepada Allah swt. Carilah ridha Allah swt dalam setiap hal yang di cintai dan diridhai-Nya”
Dalam sebuah atsar disebutkan :
“Ya Allah jadikan aku rela dengan qadha-Mu hingga aku tahu bahwa apa yang menjadi bagianku pasti akan datang padaku dan yang bukan bagianku tidak akan pernah menimpaku”
Iqbail, seorang penyair filosof asal Pakistan, mengatakan :
“Jika iman telah tiada maka tidak ada lagi rasa aman,
Dan tidak ada dunia bagi siapa saja yang tidak menghidupkan iman.
Barangsiapa rela dengan kehidupan tanpa agama,
Dia telah menjadikan kehancurannya sebgai teman karibnya”
"Allah menyayangi orang2 yg mengetahui kadar dirinya & tdk melewati batas perjalanannya; menjaga lisannya & tdk mensia-siakan umurnya" (Ali bin abu Thalib)
Begitulah kekuatan iman, ia sumber dari segala sumber kekuatan yg ada untuk bertahan, memotivasi diri sendiri. Allah tidak membenani seseorang melebihi kemampuannya seperti dalam firmanNya :
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
(QS. Al-Baqarah ayat 286)
Sahabat sungguh nikmat banget hidup di bawah naungan Al Qur'an. Disaat infus masih di tangan dan berganti dari tangan kiri ke tangan kanan, tapi bahasa cinta ayat-ayat suciNya selalu menyapa diri yang lemah ini untuk setiap hari tersenyum bertemu para suster, dokter, penjenguk dan pasien-pasien yang lainnya. Begitu juga dengan dzikir sebagai pengingat kepada-Nya. Bacaan buku La Tahzaan selalu menjadi teman di saat sepi dan motivasi bagi saya.
"Dengan ilmu akan membuat hati menjadi lapang dan tenang, meluaskan cara pandang, menambah keimanan, membukakan cakrawala sehingga jiwa dapat keluar dari berbagai keresahan, kegundahan & kesedihan"
Terimakasih untuk teman-teman yang selalu mendoakan evi :
Allahumma rabbannasi azhibil ba’sa isyfi antasy syafi la syifa’a illa syifauka syifa’an la yugadiru saqaman, imsahil ba’sa rabbul ba’si biyadikasy syifa’u la kasyifa lahu illa anta as-alullahal ‘azimi, rabbal ‘arsyil ‘azimi an yasyfika...amiin...
Sahabat bila kita menyimak hadist ini akan terbuka pikiran dan jiwa kita untuk terus melangkah dan tidak menyia-nyiakan waktu yang ada. Karena kita unik dan baik :
“Sungguh unik perkara orang mukmin itu ! Semua perkaranya adalah baik. Jika mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu juga menjadi sebuah kebaikan baginya” (Al-hadits)
Saya selalu berusaha untuk tidak resah dengan segala cobaan ini, berusaha untuk tidak mengeluh menahan getirnya sakit ini, dan mengeluhpun pada sahabat karib saja, karena ada sebuah hadits :
“Sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan mendatangkan cobaan kepada mereka. Dan barang siapa rela dengan ujian itu, maka dia akan memperoleh kerelaaan_nya. Dan barangsiapa membencinya maka dia akan memperoleh kebencian-Nya”
“Jika engkau mampu berbuat dengan keridhaan dan keyakinan, maka lakukanlah. Namun bila tidak mampu, maka dalam sikap sabar terhadap hal-hal yang memberatkan jiwa terdapat kebaikan yang banyak sekali" (HR. Tirmidzi)
Walaupun akhirnya, cobaan itu datang kembali, harapan titik terang yang saya inginkan tertunda lagi setelah satu impian telah terwujud tapi tidak membuat diri ini berhenti tapi terus bergerak aktif demi mendapat ridhoNya semata. Terima kasih kepada dosen-dosen ku yang telah membantu dalam skripsi evi dan mengizinkan evi untuk maju sidang walaupun sebenarnya evi malu jarang bimbingan dan konsultasi karena sakit yang ku derita. Begitu juga buat semua teman-teman di UI yang membantu dan mengajarkan banyak ilmu pengetahuan akademik. Jazakumullah khoir bagi dia yang dahulu memberi saya banyak ilmu dalam mengembangkan potensi yang dimiliki diri sendiri, hingga rasa percaya diri ini muncul. Semoga kehidupan indah dan berkah menyertaimu.
Semua ini memberikan banyak hikmah dan pelajaran bagi saya bahwa kenikmatan dunia ini terhimpun dalam keindahan setiap peristiwa, cobaan, ujian dan karunia dari-Nya, dalam pemandangan yang manis, senyuman menyambut rasa syukur dan kemampuan mengambil faedah. Sungguh ini semua jauh lebih indah dari bunga di musim semi, dari airterjun yang mengalir, dari rintik hujan yang berkah, dari simpanan emas murni di peti. Hati ini hanya bergantung pada-Nya, berdzikir dengan tekun pada-Nya, sikap qanaah yang menghilangkan keresahan, kegundahan, melapangkan hati dan mendatangkan kehidupan yang baik. Sehingga datanglah kehidupan dan kesenangan bagi kita yang mencintai Allah. Allahumma Amin…
“Berdo’alah kamu pada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu” (QS. Al-Mu’min : 60)
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan : “Allah tidak pernah menurunkan sebuah penyakit, kecuali Dia juga menurunkan bersamanya obat; obat itu bisa diketahui oleh orang yang mengerti penyakit tersebut dan tidak bisa diketahui oleh orang yang tidak mengerti penyakit tersebut"
Seorang Professor Hawks dari Universitas Colombia telah menjadikan senandung berikut sebagai salah satu moto hidupnya : “Semua penyakit yang ada di bawah matahari pasti ada obatnya, atau sama sekali tidak pernah ada. Jika ada, maka berusahalah untuk mendapatkannya. Namun jika tidak, maka jangan dipikirkan”
Alhamdulillah dengan keyakinan pada-Nya, keikhlasan yang terpancar menyelami samudera jiwa, sakit itu perlahan-lahan sembuh. Tetap kumohonkan do’a dari semua sahabat. Sabar dan tawakkal adalah kuncinya.
Setiap pertemuan sering dibarengi perpisahan tapi bukan berarti jarak kita yang jauh memisahkan kita tapi justru semakin membuat kita semakin erat dalam jalinan ukhuwah-Nya karena hati kita selalu mencintai karenaNya dan bersatu dalam tauladan kita nabi Muhammad saw. Ya Rabbi, tetapkan kami istiqomah untuk selalu taat di jalanMu shiratul mustaqim.
Di akhir tulisanku menjelang tidur dan dzikirku padanya, ada sebuah kata-kata bijak :
Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi.
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan. Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati.
Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti.
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.
Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga
Sahabat, manfaatkan setiap waktu, desahan nafasmu, langkah kakimu dengan segala kegiatan yang bermanfaat. Janganlah kita mensia-siakan waktu yang ada itu. Karena sesungguhNya Allah mengawasimu dan semua orang melihat pekerjaanmu. Plan your work, work your plan. Semoga tetap optimis melihat sesuatu dengan positif ya sahabat karena banyak manfaat yg bisa didapat
Jazakumullah khairan katsiiraan atas perhatian buat ayah, mama, adikku, keluargaku, semua sahabat-sahabatku, dosen-dosenku, murabbiyah-murabbiyahku yang dimanapun kalian berada dan semua sahabat baik dari dunia maya ataupun yang telah bertemu dengan evi secara langsung yang mana saling berkasih sayang karena-Nya. Evi mohon maaf, jikalau evi ada salah kata dalam tulisan, kata, ungkapan-ungkapan dan lain sebagainya yang salah atau menyinggung perasaan dari semua sahabat karena evi hanyalah seorang hamba yang lemah, masih banyak dosa-dosa, tak luput dari salah dan khilaf, yang harus terus memperbaiki diri. Kesempurnaan hanyalah milik Allah Azza wa Jalla.
Wassalamu’alaikum wr wb
~Evi Andriani~
Medan, 22 April 2010
http://eviandrianimosy.blogspot.com/
“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang lebih baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97)
Segala puji hanya bagi Allah, hanya kepadaNya kami memohon pertolongan dan ampunanNya atas dosa-dosa yang diperbuat. Dengan kami memohon perlindungan dari keburukan diri dan segala perbuatan kami. Sholawat dan salam saya curahkan pada para Nabi dan baginda Rasulullah saw, keluarganya dan semua sahabatnya yang mulia. Juga do’a saya untuk kedua orangtuaku, adikku, keluargaku, dosenku dan semua teman serta sahabat-sahabatku. Terimakasih sahabat, tanpa kalian saya tidak bisa bertahan hingga saat ini, syukurpun selalu dipanjatkan padaNya Rabbi Izzati. Betapa saya sangat malu pada-Mu ya Rabbi karena kelemahan saya, dosa-dosa yang saya perbuat, dan kadang-kadang saya terlupa serta lalai dalam kehidupan ini.
Ku Nikmati Desiran Sakitku
Begitu banyak cobaan dan nikmat yang saya hadapi setiap bulannya beberapa waktu ini membuat saya semakin ingin mencintai-Mu, mendekati-Mu dan berma’rifat (berjumpa) pada-Mu walaupun diri ini masih hina dengan segala dosa-dosa. Rindu ku pun semakin tulus. Semoga akhir yang baik yaitu husnul khotimah selalu menyertai setiap langkah kita dengan berbagai kebaikan.
Saya tidak pernah berpikir akan datang ujian ini. Saya bingung dan bingung saat cobaan itu datang pada diri yang lemah ini. Allah selalu menguji saya pada titik terlemah dari diri saya. Dahulu dari sejak kecil, sekolah dasar, SMP, SMU dan dibangku perkuliahan di sebuah kota tempat kelahiran saya, saya adalah seorang akhwat yang aktif dalam berbagai kegiatan, lomba baca puisi, organisasi, cerdas cermat, pidato bahasa inggris dan lain sebagainya hingga saya hijrah ke sebuah kota yang kata orang begitu ribet, padat, panas, macet dan lain sebagainya. Tapi bagi saya ini sebuah nikmat karena berbagai peristiwa menyenangkan, menyedihkan, persahabatan Ilahi, pertambahan ilmu semua hadir disini dengan indahnya. Kenal dengan teman-teman di UI baik regular maupun ekstensi yang baik dalam share ilmu, belajar kelompok, teman-teman-teman kerja di PT. Tenc yang sabar mengajari saya banyak ilmu baik ilmu agama maupun ilmu sains, sahabat-sahabat di El-Fawaz yang mengenalkan saya banyak hal dalam membantu orang-orang fakir miskin melalui kegiatan baksosnya dan mensyukuri alam semesta Allah, sholat berjamaah sehingga selalu ingin tunduk pada-Nya. Persahabatan Islami yang indah. Begitu juga seluruh sahabat-sahabat saya yang lainnya dari dunia maya fesbuk, teman-teman kos, teman sepermainan saya selama di Depok, dan juga buat semua sahabat yang mengenal atau telah berjumpa dengan saya. Bersama kalian membuat hidup evi selalu ceria dan tersenyum. Menjadikan hidup ini lebih bermanfaat.
Awal Dia Datang Menghampiri Tubuh Ini
Kejadian ini berawal di bulan September tahun 2009. Semua indera ku di uji oleh-Nya. Kepekaan ku terhadap segala sesuatu hal semakin bertambah tanpa saya sadari sebelumnya. Saya terus berjalan menuju ke tempat saya menimba ilmu sehari-hari tanpa merasakan kelelahan yang sangat. Karena berjumpa dengan mereka (teman-teman) merupakan suatu kesenangan tersendiri bagi saya. Mendengarkan cerita pengalaman mereka menambah cinta dan kasih sayang saya kepada-Nya. Hari sudah menjelang sore ketika saya kembali keperaduan saya yang sangat kecil berbeda jauh dengan tempat saya di lahirkan di Medan… Saya selalu menikmatinya walaupun kecil tapi dengan banyak sahabat, semua menjadi semangat dan ceria, bahkan sangat sering teman-teman silaturrahmi ke kamar yang begitu kecil itu. Tetapi hari itu saya merasakan badan yang tidak bersahabat dengan pikiran saya… apakah yang terjadi. Dengan segala kekuatan saya tekadkan niat untuk ke dokter semoga apa yang saya pikirkan tidak akan terjadi.
“Gimana? Jadi ke dokternya hari ini?"
Itulah kata yang terucap dari seorang teman ketika sampai di kamar kos-kosant saya setelah saya memberitahukan dia. Dengan membaca bismillah kami pergi ke rumah sakit. Setelah sampai di sana kami menanyakan langsung kepada bagian pendaftaran untuk langsung di chek up oleh dokter umum di sana.
Saya tergopoh-gopoh, dalam keadaan lemah tak berdaya, kepala migrain yang dasyat, demam, sampai jalanpun susah dan langsung masuk ke ruang UGD karena begitu lemas. Dokter langsung periksa dan menyuruh saya untuk periksa darah.
Sakit DBD dan radangtelinga (otitis media) itu menyerang tubuh saya, lalu teman kos menemani saya ke sebuah RS swasta di kota Depok. Saya langsung masuk UGD, saat diperiksa darahnya ternyata positif DHF (Dengue Hemorrhagic Fever alias Demam Berdarah) dengan trombosit 91.000 kemudian langsung rawat inap dengan dua infus di tangan saya. Dengan rasa sabar dan kondisi lemas saya berusaha kuat bisa cepat sembuh tanpa ditemani. Keluarga saya jauh disana dikota Medan. Adapun teman, sahabat atau tante datang menjenguk terus kembali pulang. Karena jam besuk telah ditentukan. Hingga trombosit saya turun menjadi 31.000, suhu tubuh tak beraturan, saya sudah bingung tak karuan, orangtua udah khawatir, mereka mau datang tidak saya izinkan lantaran biaya rumah sakit sudah sampai puluhan juta.
Cukup menyakitkan karena mual, muntah, demam tinggi, lemah sakit kepala. Dengan tekad kuat, lantunan ayat-ayat-Nya yang indah membasahi bibir ini. Setalah satu minggu, trombosit naik 98.000 tapi suhu tubuh masih 38 derajat celcius, saya minta izin pulang ketempat kelahiran saya. Alhamdulillah disana saya sembuh.
Sahabat-sahabat saya terutama di fesbuk memberi saya semangat. Jazakumullah khoir sahabatku. Do’amu menjadi sinar cahaya bagi qalbu saya ini.
Saya selalu ingat isi kalam Allah ini, semoga demikian juga dengan semua sahabatku. Bersama kesulitan ada kemudahan. Sehingga saya tidak bersedih lagi karena rasa sedih itu datangnya dari setan dan merupakan suatu keputusasaan yang menakutkan, belum lagi depresi yang harus dihadapi. Bismillah..
“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu. Dan kami telah menghilangkan darimu beban. Yang memberatkan punggungmu. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka, apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap” (QS. Al-Insyirah : 1-8)
Karena begitu semangatnya ingin menyelesaikan skripsi saya yang sempat tertunda, baru satu bulan istirahat saya harus balik Jakarta. Padahal dokter menyuruh saya istirahat tiga bulan. Tapi saya tidak mau menyia-nyiakan waktu itu. Saya bersikeras ingin pulang ke Depok. Saya harus lulus semester ini, harus dan harus. Karena di tahun depan ada suatu titik cahaya terang kebahagiaan menunggu saya.
Baru satu minggu saya tiba di kota pelajar Depok ini, saya langsung beraktivitas berat, kekampus yang jaket kuning sebagai simbol akan ketenarannya, saya juga sempat mengunjungi ayah yang sedang dinas di luar kota di kota bogor. Mengunjungi sahabat saya di kota pelajar Yogyakarta. Hingga saya balik Jakarta, pada suatu titik saya berhenti. Pada hari itu, saya mulai curiga dan aneh. Mengapa tubuh ini dipenuhi dengan bintik-bintik merah hingga keseluruh tubuh saya dan bagian-bagian yang sulit dilihat. Jika orang melihat saya, tubuh sehat, tidak kelihatan sakit, tidak demam, tidak lemas. Saya sehat bugar.
Dengan segala kecurigaan yang ada langsung saya berobat ke salah satu RS swasta. Saat itu tanggal 16 Oktober 2009. Semula saya berobat ke dokter spesialis penyakit dalam, kemudian saya beritahu sebelumnya saya terkena DBD. Dokter tersebut melihat bintik-bintik merah setelah cek darah, ternyata trombosit saya 9.000. Apalagi saat turun menjadi 3.000, semua dokter pada kaget dan ketakutan. Padahal subhanallah saya merasa sehat dan tidak lemas. Terimakasih ya Rabbi, atas nikmatmu ini.
Di kota pelajar Depok tercinta inilah hadir sebuah nikmat yang amat membuat saya awalnya takut, sangat takut. Membuat saya ingin pasrah/tawakkal pada-Nya dan hidup tak bergairah lagi. Saya bingung dan bertanya-tanya pada diri, apakah ini?
Saya tidak berdaya, kemana lagi?? Saya memiliki banyak dosa, belum siap bertemu dengan-Nya, tapi hanya pada-Nya tempat saya mengadu, bercerita apa saja, Dia Maha Tau dan Maha Mendengar dan Maha Melihat. Dalam sujud ku berdo’a dan menangis. Duhai Allah, engkaulah yang mengerti apa yang hamba-Mu ini butuhkan. Dekatkanlah hamba selalu pada-Mu karena Engkau Maha Kuasa, Maha Agung atas ciptaan-Mu serta segala qada dan qadar-Mu di dunia ini hingga lelahku tak terasa dan sakitku jadi nikmat.
Dengan dukungan diri sendiri dan dia yang selalu memberi saya semangat, keyakinan, kerjakeras, saya pun bangkit dengan sebuah semangat. Dengan Allah, demi Allah bersama Allah saya berusaha semangat, sabar, ikhlas dan bersatu menegakkan dakwah-Mu, cahaya-Mu menerangi dan membimbing setiap langkah aktivitas kami.
Ada sebuah kata-kata bijak yg saya suka :
“Carilah ridha Allah swt pada keluargamu, pada ayah-ibumu. Carilah ridha Allah dalam pekerjaanmu. Carilah ridha Allah dengan jalan meninggalkan kemaksiatan kepada Allah swt. Carilah ridha Allah swt dalam setiap hal yang di cintai dan diridhai-Nya”
Dalam sebuah atsar disebutkan :
“Ya Allah jadikan aku rela dengan qadha-Mu hingga aku tahu bahwa apa yang menjadi bagianku pasti akan datang padaku dan yang bukan bagianku tidak akan pernah menimpaku”
Iqbail, seorang penyair filosof asal Pakistan, mengatakan :
“Jika iman telah tiada maka tidak ada lagi rasa aman,
Dan tidak ada dunia bagi siapa saja yang tidak menghidupkan iman.
Barangsiapa rela dengan kehidupan tanpa agama,
Dia telah menjadikan kehancurannya sebgai teman karibnya”
"Allah menyayangi orang2 yg mengetahui kadar dirinya & tdk melewati batas perjalanannya; menjaga lisannya & tdk mensia-siakan umurnya" (Ali bin abu Thalib)
Begitulah kekuatan iman, ia sumber dari segala sumber kekuatan yg ada untuk bertahan, memotivasi diri sendiri. Allah tidak membenani seseorang melebihi kemampuannya seperti dalam firmanNya :
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
(QS. Al-Baqarah ayat 286)
Sahabat sungguh nikmat banget hidup di bawah naungan Al Qur'an. Disaat infus masih di tangan dan berganti dari tangan kiri ke tangan kanan, tapi bahasa cinta ayat-ayat suciNya selalu menyapa diri yang lemah ini untuk setiap hari tersenyum bertemu para suster, dokter, penjenguk dan pasien-pasien yang lainnya. Begitu juga dengan dzikir sebagai pengingat kepada-Nya. Bacaan buku La Tahzaan selalu menjadi teman di saat sepi dan motivasi bagi saya.
"Dengan ilmu akan membuat hati menjadi lapang dan tenang, meluaskan cara pandang, menambah keimanan, membukakan cakrawala sehingga jiwa dapat keluar dari berbagai keresahan, kegundahan & kesedihan"
Terimakasih untuk teman-teman yang selalu mendoakan evi :
Allahumma rabbannasi azhibil ba’sa isyfi antasy syafi la syifa’a illa syifauka syifa’an la yugadiru saqaman, imsahil ba’sa rabbul ba’si biyadikasy syifa’u la kasyifa lahu illa anta as-alullahal ‘azimi, rabbal ‘arsyil ‘azimi an yasyfika...amiin...
Sahabat bila kita menyimak hadist ini akan terbuka pikiran dan jiwa kita untuk terus melangkah dan tidak menyia-nyiakan waktu yang ada. Karena kita unik dan baik :
“Sungguh unik perkara orang mukmin itu ! Semua perkaranya adalah baik. Jika mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu juga menjadi sebuah kebaikan baginya” (Al-hadits)
Saya selalu berusaha untuk tidak resah dengan segala cobaan ini, berusaha untuk tidak mengeluh menahan getirnya sakit ini, dan mengeluhpun pada sahabat karib saja, karena ada sebuah hadits :
“Sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan mendatangkan cobaan kepada mereka. Dan barang siapa rela dengan ujian itu, maka dia akan memperoleh kerelaaan_nya. Dan barangsiapa membencinya maka dia akan memperoleh kebencian-Nya”
“Jika engkau mampu berbuat dengan keridhaan dan keyakinan, maka lakukanlah. Namun bila tidak mampu, maka dalam sikap sabar terhadap hal-hal yang memberatkan jiwa terdapat kebaikan yang banyak sekali" (HR. Tirmidzi)
Walaupun akhirnya, cobaan itu datang kembali, harapan titik terang yang saya inginkan tertunda lagi setelah satu impian telah terwujud tapi tidak membuat diri ini berhenti tapi terus bergerak aktif demi mendapat ridhoNya semata. Terima kasih kepada dosen-dosen ku yang telah membantu dalam skripsi evi dan mengizinkan evi untuk maju sidang walaupun sebenarnya evi malu jarang bimbingan dan konsultasi karena sakit yang ku derita. Begitu juga buat semua teman-teman di UI yang membantu dan mengajarkan banyak ilmu pengetahuan akademik. Jazakumullah khoir bagi dia yang dahulu memberi saya banyak ilmu dalam mengembangkan potensi yang dimiliki diri sendiri, hingga rasa percaya diri ini muncul. Semoga kehidupan indah dan berkah menyertaimu.
Semua ini memberikan banyak hikmah dan pelajaran bagi saya bahwa kenikmatan dunia ini terhimpun dalam keindahan setiap peristiwa, cobaan, ujian dan karunia dari-Nya, dalam pemandangan yang manis, senyuman menyambut rasa syukur dan kemampuan mengambil faedah. Sungguh ini semua jauh lebih indah dari bunga di musim semi, dari airterjun yang mengalir, dari rintik hujan yang berkah, dari simpanan emas murni di peti. Hati ini hanya bergantung pada-Nya, berdzikir dengan tekun pada-Nya, sikap qanaah yang menghilangkan keresahan, kegundahan, melapangkan hati dan mendatangkan kehidupan yang baik. Sehingga datanglah kehidupan dan kesenangan bagi kita yang mencintai Allah. Allahumma Amin…
“Berdo’alah kamu pada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu” (QS. Al-Mu’min : 60)
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan : “Allah tidak pernah menurunkan sebuah penyakit, kecuali Dia juga menurunkan bersamanya obat; obat itu bisa diketahui oleh orang yang mengerti penyakit tersebut dan tidak bisa diketahui oleh orang yang tidak mengerti penyakit tersebut"
Seorang Professor Hawks dari Universitas Colombia telah menjadikan senandung berikut sebagai salah satu moto hidupnya : “Semua penyakit yang ada di bawah matahari pasti ada obatnya, atau sama sekali tidak pernah ada. Jika ada, maka berusahalah untuk mendapatkannya. Namun jika tidak, maka jangan dipikirkan”
Alhamdulillah dengan keyakinan pada-Nya, keikhlasan yang terpancar menyelami samudera jiwa, sakit itu perlahan-lahan sembuh. Tetap kumohonkan do’a dari semua sahabat. Sabar dan tawakkal adalah kuncinya.
Setiap pertemuan sering dibarengi perpisahan tapi bukan berarti jarak kita yang jauh memisahkan kita tapi justru semakin membuat kita semakin erat dalam jalinan ukhuwah-Nya karena hati kita selalu mencintai karenaNya dan bersatu dalam tauladan kita nabi Muhammad saw. Ya Rabbi, tetapkan kami istiqomah untuk selalu taat di jalanMu shiratul mustaqim.
Di akhir tulisanku menjelang tidur dan dzikirku padanya, ada sebuah kata-kata bijak :
Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi.
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan. Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati.
Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti.
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.
Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga
Sahabat, manfaatkan setiap waktu, desahan nafasmu, langkah kakimu dengan segala kegiatan yang bermanfaat. Janganlah kita mensia-siakan waktu yang ada itu. Karena sesungguhNya Allah mengawasimu dan semua orang melihat pekerjaanmu. Plan your work, work your plan. Semoga tetap optimis melihat sesuatu dengan positif ya sahabat karena banyak manfaat yg bisa didapat
Jazakumullah khairan katsiiraan atas perhatian buat ayah, mama, adikku, keluargaku, semua sahabat-sahabatku, dosen-dosenku, murabbiyah-murabbiyahku yang dimanapun kalian berada dan semua sahabat baik dari dunia maya ataupun yang telah bertemu dengan evi secara langsung yang mana saling berkasih sayang karena-Nya. Evi mohon maaf, jikalau evi ada salah kata dalam tulisan, kata, ungkapan-ungkapan dan lain sebagainya yang salah atau menyinggung perasaan dari semua sahabat karena evi hanyalah seorang hamba yang lemah, masih banyak dosa-dosa, tak luput dari salah dan khilaf, yang harus terus memperbaiki diri. Kesempurnaan hanyalah milik Allah Azza wa Jalla.
Wassalamu’alaikum wr wb
~Evi Andriani~
Medan, 22 April 2010
http://eviandrianimosy.blogspot.com/
“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang lebih baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97)