PENYELAM MUTIARA
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Hadiid : 20)
Perjalanan hidup manusia tak ubahnya bagaikan kisah penyelam mutiara. Seorang penyelam mutiara, dalam melaksanakan tugasnya selalu dibekali dengan tabung oksigen yang terpasang di punggungnya. Pada saat ia terjun menyelam, niatnya bulat ingin mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya. Tetapi begitu ia berada di di bawah permukaan laut, ia lupa apa yang harus di carinya. Kenapa ? Ternyata pemandangan di dalam laut sangat mempesona. Bunga karang yang melambai-lambai seolah-olah memanggilnya, ikan-ikan hias yang berwarna-warni yang saling berkejaran dengan riangnya membuatnya terpana. Ia pun lalu terlena ikut bercanda ria, melupakan tugasnya semula untuk mencari tiram mutiara yang berada jauh di dasar laut sana.
Hingga pada suatu saat, dia terkejut manakala disadarinya oksigen yang berada di punggungnya tinggal sedikit lagi. Timbullah rasa takutnya. Tak terbayangkan olehnya bagaimana kemarahan majikannya kelak bila ia muncul ke permukaan tanpa membawa tiram mutiara sebanyak yang diharapkan. Maka dengan tergopoh-gopoh ia berusaha untuk mencari mutiara yang ada di sekitarnya. Namun sayang, kekuatan fisiknya sudah melemah, energinya sudah habis terkuras bercanda ria dengan keindahan alam bawah laut.
Akhirnya isi tabung oksigen benar-benar habis, sehingga walaupun tiram mutiara yang diperolehnya sangat sedikit, ia mau tak mau harus muncul ke permukaan. Malangnya lagi, karena tergesa-gesa dia tidak sempat mengikat kantongnya dengan baik, sehingga ketika tersenggol ikan yang berseliweran di sampingnya, mutiara yang sudah di dapatnya dengan susah payah itu sebagian tertumpaha ke luar.
Di permukaan majikannya telah menunggu. Begitu dilihatnya isi kantong si penyelam tidak berisi tiram mutiara sebagaimana yang diharapkan, maka tumpahlah caci makinya dan saat itu juga si penyelam dpecatnya tanpa pesangon sedikitpun. Tentu saja bisa kita bayangkan bagaimana gundahnya perasaan si penyelam.
Dengan penuh rasa penyesalan, si penyelam berusaha meminta kesempatan ulang untuk menyelam kembali, “Tuan, izinkanlah aku untuk menyelam kembali, pasti aku akan mencari mutiara sebanyak-banyaknya.”
Namun majikannya menolak, “Percuma engkau aku beri kesempatan, ternyata engkau hanya pandai membuang-buang oksigen saja.!”
Kisah ini amat mirip dengan perjalanan hidup manusia di dunia. Tabung oksigen adalah perlambang jatah umur manusia, tiram mutiara mengibaratkan pahala yang harus kita kumpulkan, dan tiram mutiara yang tumpah mengumpamakan pahala yang hilang karena riya’, sedangkan keindahan yang ada di dalam lautan melambangkan godan-godaan kenikmatan dengan harta, tahta dan wanitanya.
Marilah kita instropeksi, sudah cukupkan tiram mutiara yang kita peroleh, sehingga bila suatu saat kita harus muncul ke permukaan menemui majikan kita, Allah swt, Ia Ridho menerima kita.
Allah berfirman dalam Surah Al-Ankabuut:64: “Tidaklah kehidupan dunia melaikan senda gurau dan main-main, sesungguhnya akhirat itulah sebenar-benarnya kehidupan.”
Wallahua’lam bish-shawab.
dari : sahabatku Kak Echi