Jagalah Aqidah Kita
Jagalah Aqidah Kita
Hujan rintik-rintik membasahi tanah yang kering di kota Medan. Aku begitu bersyukur atas turunnya berkah dari Allah itu kepada semesta alam ini. Saat aku memandang butiran-butiran kristal yang turun itu, tiba-tiba handphone-ku bordering dengan merdunya. Ternyata ada telpon dari sahabat SMP.
“Vi, hari ini nggak ke mana-manakan?” ujar sahabatku dengan suaranya yang lembut.
“Tidak Ani. Ada apa ya?” jawabku dengan penuh was-was karena aku tahu hari ini adalah hari valentine.
“Aku ingin kita pergi jalan-jalan dan saling tukar kado. Kan hari ini adalah hari kasih sayang. Aku ingin ikatan persahabatan kita semakin erat.” Ani berkata dengan semangatnya penuh senang dan riang.
Sementara aku sendiri sempat terdiam, merenung dan aku harus berkata apa padanya. Tidak mungkin aku menceramahinya bak seorang ustadzah memberikan nasehat pada umat. Aku berpikir hingga jawaban apa yang tidak menyakiti hatinya. Bagaimana pun juga, hari kasih sayang ini bukanlah budaya Islam. Apakah cintaku pada sahabatku harus dinodai dengan hal semacam ini? Apalagi ukhuwah kami sudah begitu eratnya. Aku tidak ingin ikatan kami menjadi renggang.
“Vie... vie... Kemana kau? Vie... wake up Vie,” teriak Ani begitu kencang sampai lamunanku buyar.
Dengan optimis aku berkata, “Ani, maafkan Evi ya. Bukan aku menolak ajakanmu tapi karena aku takut melakukannya.”
Ani langsung diam dan berkata, “Takut apa, Vie. Apakah perbuatanku salah? Ajari aku dunk Vie kalau aku salah. Aku kan wanita biasa tidak seperti dirimu”
“Ya sudah, kamu main saja ya ke rumahku sekarang. Oh ya, aku juga wanita biasa kok. Kita sama-sama saling memperbaiki diri saja. Apalagi usia kita bukan tergolong muda lagi. Kita sudah berumur di atas 25 tahun. Jangan sampai kita mengulangi kesalahan kita dulu waktu SMP. Aku tunggu kehadiranmu ya.”
***
Saat hujan mulai berhenti, muncul suara orang yang mengucapkan salam di depan halaman rumahku. Kupandang dari balik tirai jendela, ternyata Ani udah sampai di rumahku.
“Silahkan masuk, Ani,” sahutku padanya sambil memberikan senyuman. Kemudian aku menyalamnya dan mencium pipinya kanan dan kiri.
“Vie, aku salah. Maafkan aku ya Vie. Aku tidak tahu. Emang ada apa Vie di balik valentine itu?” tanya Ani dengan tanda tanya. Walaupun demikian, dia tetap membawa coklat ke rumahku. Tapi bukan karena valentine melainkan karena coklat adalah makanan kesukaanku dari sejak kecil hingga sekarang.
“Bismillah, sebelumnya Evi minta maaf ya. Bukan maksud untuk mengguruimu sahabatku sayang. Tapi ingin menasehati dalam kebaikan. Bahwa, valentine itu haram hukumnya untuk kita mengikutinya apatah lagi untuk merayakan. Bukankah kita bisa saling tukar kado pada waktu yang lain. Mengapa harus di hari valentine? Apakah karena meriah, semua orang merayakannya? Tidakkan sahabatku. Valentine itu bukan budaya Islam. kita harus menjaga aqidah kita kalau kita ingin disayang dan dijaga Allah. Valentine itu budaya Barat, yang ingin mencoba merusak perlahan-lahan keyakinan kita. Itu diperingati mereka untuk memperingati kematian seorang pastur,” ungkapku penuh halus.
“Oh, begitu ya Vie. Aku sekarang paham. Makasih ya sahabatku. Sekarang kita makan yuk coklat ini. Sudah lama aku tak silaturrahmi ke rumahmu.”
Hatiku menjadi tenang. Akhirnya cinta kami tidak ternoda dengan ajaran yang telah membius seluruh umat dari berbagai agama. Alhamdulillah..
**************************************************************
Naskah ini kutulis untuk meramaikan dunia tulis menulis dalm rangka menolak valentine. Karena aku sendiri sungguh membencinya, walaupun dulu di masa aku jahiliyah belum mendapat tarbiyah, aku pernah melakukannya. yah, seperti biasa tukaran kado, kumpul-kumpul ngabisin uang, nonton, main belanja sana-sini. Alhamdulillah, sekarang semua telah berakhir. Good bye masa suramku, sekarang kau kembali dengan masa indahku.
Terimakasih untuk mba Naqy yang telah mengadakan lomba ini. Semoga semakin banyak yang menulisnya, semakin banyak teman yang membacanya dan semakin banyak pengetahuan semua umat akan segala kebaikan dan kebenaran. InsyaAllah, Allah akan memberkahi setiap kebaikan demi kebaikan yang kita tebarkan melainkan untuk sebagai ibadah dan amalan sholeh kita di hari akhir. Amin
***************************************************************