My Sweet Home

[Resensi Anggota LRS] Buku 'Ngekos Yuk'



Alhamdulillah, Barakallahufik buat adekku Fitri Arniza (salah satu angota LRS) dimana salah satu resensi buku Leutika Publisher yang di pinjamnya dari saya sebagai koordinator LRS Medan telah masuk salah satu koran lokal Medan di Medan Bisnis.

Kakak bangga padamu Dek. Selamat ya...


Berikut resensinya dari :
Nama : Fitri Arniza
Nama pena : Finza H.
Kegiatan : Sekolah SMU, LRS Cabang Medan, WSC dan FLP Sumut



******************************

Judul : Ngekos Yuk
Pengarang : Amanda Ratih Pratiwi
Penerbit : Easy Media, Kelompok Penerbit Leutika
Tahun Terbit : Agustus 2010
Tebal : 169 halaman
Harga : Rp. 32.000,00

KIAT JITU MENJADI KOSER
Oleh: Finza H.

Kata “ngekos” tentu tak asing lagi di telinga kita. Terutama bagi seorang mahasiswa karena kos-kosan sangat erat kaitannya dengan mahasiswa. Bagaimana tidak. Banyak pelajar SMA yang ketika lulus dari sekolahnya memilih melanjutkan pendidikannya keluar daerah tempat ia tinggal. Dengan begitu ngekos pun menjadi pilihan yang sangat tepat bagi mereka. Namun tak jarang kita membayangkan bahwa menjadi seorang koser adalah hal yang mengerikan. Dengan alasan hidup jauh dari orangtua itu tidak enak, biasanya ini akan dirasakan oleh kaum perempuan karena perempuan memang cenderung lebih bergantung kepada orangtua ketimbang lelaki. Belum lagi masalah mengatur keuangan. Tampaknya mengatur keuangan memang bukanlah perkara yang mudah, sebab itulah banyak dari kita yang enggan untuk ngekos. Tetapi di sisi lain, ada sebagian orang yang mengatakan bahwa ngekos adalah hal yang mengasyikkan. Bukan hanya semata-mata karena kebebasan yang di dapat, tetapi menurut sebagian dari mereka ngekos adalah salah satu sarana untuk menjadikan kita lebih mandiri dalam menjalani hidup ini sekaligus menjadikan kita lebih pandai memenej diri.

Dalam buku “Ngekos Yuk” ini, banyak sekali tips-tips atau kiat menjalani hidup ala anak kos. Salah satu di antaranya adalah kiat mencari kos-an yang baik. Tentu hal inilah yang pertama kali dibutuhkan oleh para koser sebab hal ini yang akan menentukan betah atau tidak nantinya. Kiat pertama ialah memilih lokasi yang tepat. Lokasi yang dikatakan tepat adalah lokasi yang tidak terlalu jauh dari lokasi kampus-tempat kita kuliah nantinya. Dengan begitu kita tidak perlu pusing lagi memikirkan masalah transportasi , sekaligus kita dapat menghemat uang karena kita dapat berjalan kaki ke kampus. Kiat selanjutnya adalah menilik fasilitas yang ada di dalam kos-an tersebut. Aspek yang paling utama ialah ukuran kamar yang luas. Jika kamarnya luas tentu kita lebih gampang menata barang-barang kita nantinya. Setelah kita menilik fasilitas yang disediakan maka langkah yang harus kita lakukan selanjutnya adalah memperhatikan lingkungan di sekitar kos-an itu. Kebersihan merupakan prioritas pertama. Sebab bagaimana mungkin kita bisa tinggal dengan nyaman sedangkan lingkungan sekitarnya jorok, dan tak hanya itu, kita juga perlu mencari kos-an yang lingkungan sekitarnya banyak di tanami pepohonan agar suasananya lebih segar. Selanjutnya kita harus mempertimbangkan siapa yang akan menjadi tetangga kos kita nantinya. Usahakan mencari kos-an yang memang dihuni oleh teman sejenis kita. Apalagi untuk seorang muslimah. Ini sangat membantu sekali. Coba bayangkan jika kita satu kos-an dengan lawan jenis, mau keluar dari kamar saja harus memakai kaus kaki dan mencuci pun kita harus memakai jilbab. Belum lagi masalah anak kos yang kalau di dalam rumah suka memakai pakian yang mini ini akan mengganggu kenyamanan lawan jenis. Berbeda halnya jika tetangga kos kita sejenis dengan kita, tentu hal-hal di atas bisa kita hindarkan.

Tak hanya cukup sampai di situ, setelah mengetahui siapa tetangga kos kita, ternyata harga kos-kosan juga merupakan hal terpenting dalam mencari kos-kosan. Sebagian besar koser adalah menrupakan anak perantauan, tetapi bukan berarti kita bisa dikibuli soal harga. Sebaiknya kita tanya-tanya dulu kepada teman soal harga kos-an yang terbilang lumrah. Harga standar sebuah kos adalah 100 sampai 150 ribu. Harga segitu juga dilihat dari fasilitas utamanya yaitu air dan listrik. Langkah selanjutnya adalah melihat pemilik kos. Ini juga merupakan hal penting. Melihat di sini bukan berarti kita melihat apakah si empunya rumah pejabat atau orang biasa. Tetapi kita harus melihatnya dari sisi agama. Usahakan cari pemilik kos yang seakidah dengan kita. Karena biasanya penerimaan orang muslim itu sebagian hartanya pasti dia zakatkan. Dan pastilah yang namanya zakat it diberikan kepada fakir miskin atau membangun mesjid. Tetapi bagaiamana jika pemilik kos tersebut non muslim. Ternyata di dalam agama non muslim dikenal juga istilah zakat. dan bisa jadi zakat mereka lebih besar dibanding dengan orang Islam. Zakat mereka biasanya diberikan kepada masyarakat yang memang beelum tersentuh nilai-nilai agama dan biasanya terdapat di daerah-daerah pedesaan. Mereka akan membantu masyarakat yang tidak mampu tersebut dengan syarat masyarakat tersebut harus masuk ke dalam agama yang mereka anut. Tentu ini hal yang sangat miris buat kita yang beragama Islam.

Itulah bebarapa kiat tentang bagaiamana cara menemukan kos idaman. Tidak sampai di situ saja. Dalam buku terbitan Easymedia ini juga terdapat tips bagaiamana cara mengantisipasi jika uang habis dan kiriman orangtua belum juga datang. Masalah ini tentu sangat sering melanda seorang koser. lalu bagaiamana cara mengatasinya. Gampang saja. Hal yang pertama harus kita lakukan adalah mencatat semua pengeluaran kita dalam seharian secara terperinci, dengan tujuan kita dapat mengetahui barang-barang apa sajakah yang sudah kita beli yang mungkin manfaatnya sangat sedikit, dari situ kita bisa beranjak untuk tidak mengulanginya lagi di kemudian hari. Selanjutnya jangan mengambil uang dari ATM sampai habis karena biasanya kita suka gelap mata jika ada uang banyak di tangan kita, serasa uang kita masih banyak padahal itu adalah uang untuk kebutuhan sebulan ke depan.

Buku yang ditulis oleh Amanda Ratih Pratiwi ini, tampaknya sangat cocok untuk kalangan remaja karena bahasanya yang terbilang sangat ringan dan meremaja. Apalagi untuk kita yang berniat menjdi seorang koser. Tentu buku ini sangat membantu kita.

*******************************

Alhamdulillah, semoga teman-teman anggota LRS Medan yang lainnya segera menyusul buat resensi buku yang telah di baca ya (termasuk saya sendiri) minimal mencoba untuk menulis ya ^_^

Ayo.. menulis...
Maju terus LRS medan

Anggota LRS Cabang Medan terdiri dari berbagai komunitas Penulis (FLP Sumut, WSC, Kontan, Kompak, KOMA, KSI, dll) dan komunitas pembaca buku-buku Leutika yang insyaAllah semuanya akan menjadi penulis yang maju.

Terimakasih atas dukungan Leutika selama ini ya

~Evi A.~
Koordinator LRS Medan
author

a wife, a mom, a blogger, a survivor of ITP & Lupus, a writer, author, a counselor of ITP & Lupus autoimmune, a mompreuneur, a motivator, a lecturer.