My Sweet Home

[Cerita Arin 2] Batas Aurat Wanita Saat Melaksanakan Shalat



Seperti biasa sore-sore Arin suka main ke rumah di hari libur atau menjelang malam hari libur. Arin sebenarnya seorang anak perempuan yang cerdas dan rajin kalau kita menasehatinya dengan baik. Dan jika dia melakukan kesalahan kita tidak memarahinya, maka ia menjadi penurut. Tapi kebalikannya, jika kita marahi, maka dia berlaku sebaliknya juga, kadang menangis, merajuk (ngambek), atau mengalihkan pembicaraan agar kesalahannya tertutupi. Hehehe

Saat itu Arin sudah ambil wudhu, dan sedang memakai mukena punya saya yang biasalah agak kebesaran buat anak kelas 4 SD. Namun, masih bisa dikreasikan mukenanya agar bisa dipakai dan pas di wajahnya.

"Arin, Kakak ambil wudhu dulu ya," tutur saya pada Arin.

"Okay. Oh ya, Kakak, Arin boleh sholat dulu nggak, Kak? Karena sajadahnya cuma satu?" tanya Arin.

Baru ingat, sajadah di kamar saya biasanya ada dua. Cuma hari ini beberapa saudara datang dari kampung dan menginap di rumah. Jadi sajadah saya dibawa keluar untuk shalat mereka juga.

"Baiklah Arin. Untuk hari ini kita shalat sendiri saja. Walaupun sayang sebenarnya karena kita nggak bisa dapat pahala banyak," jawab saya.

Selesai wudhu, saya lihat Arin shalat tapi nggak pakai sarungnya. Mungkin karena mukena saya sudah sampai di di atas mata kakinya kira-kira 4 cm tapi tetaplah kakinya kelihatan.

Selesai Arin shalat, saya katakan padanya, "Arin, ulangi lagi ya shalatnyaa..."

"Yaaahh, kenapa Kak? Capek sekalilah Arin ulangi lagi," jawab Arin dengan nada kesal.

"Sebab Arin shalatnya masih kelihatan auratnya. Itu kaki Arin masih terlihat. Jadi belum sah shalatnya," kata saya padanya dengan lembut.

Lalu si Arin mengulangi lagi shalatnya. Ketika dia sudah selesai, saya pun lanjut shalat. Ingin shalat berjama'ah dengan membagi dua sajadahnya. Cuma belum saatnya saya beritahukan ini padanya. Harus pelan-pelan mengajari anak-anak sedikit demi sedikit. Semoga dapat diingat Arin selamanya. Aamiin

Medan, 19 April 2014
~Evi A.

Catatan : Arin, adik sepupu saya, kelas 4 SD berumur 10 tahun
author

a wife, a mom, a blogger, a survivor of ITP & Lupus, a writer, author, a counselor of ITP & Lupus autoimmune, a mompreuneur, a motivator, a lecturer.